RADARSEMARANG.COM, BAGI pasangan suami-istri, panggilan sayang bukan hal sepele. Nyatanya Lady Sandi mempermasalahkan hal itu. Sebagai istri, ia ingin memiliki suami yang romantis. Ingin seperti kebanyakan pasangan di luar sana yang memanggil istrinya dengan kata sayang. Sementara John Dori tak pernah menggagas soal itu.
Tuntutan Lady untuk dipanggil mesra sudah dilayangkan sejak dulu. Namun John seakan tak bisa memanggil istrinya dengan sebutan sayang atau mama. Seperti kepada teman, ia memanggil istrinya lantang sesuai namanya.
Awalnya, Lady tak mempermasalahkan. Karena pikirnya, bakal berubah seiring berjalannya waktu. Sayangnya, hal itu justru jadi kebiasaan. Meski Lady berusaha menunjukkan sisi romantis, namun hati John tak tergerak. “Aku sudah memulai, tapi Mas John sama saja,” katanya.
Karena masalah ini, ia merasa menjadi orang asing. Sifat sensitifnya mulai terlihat. Berawal dari persoalan ini, Lady menjadi malas-malasan mengerjakan pekerjaan rumah. Bukan hanya itu, Lady sengaja menyediakan masakan ala kadarnya. Ia ingin menyindir John bahwa keinginannya tak main-main. Ia tetap pada keinginannya. Bukan mobil atau rumah. Tak muluk-muluk, ia hanya ingin dipanggil sayang. Menurutnya, hal ini menjadi tanda bukti ia dihargai. “Seperti sama orang lain saja, apa susahnya panggil sayang,” ujarnya sedikit kesal.
Sikap Lady ini lantas memicu permasalahan. John menjadi kesal. Menganggap Lady seperti ABG. Gak ingat umur, dan hal-hal lain yang justru membuat John merasa risih. Kesabaran Lady habis. Ia menilai suaminya sudah tak bisa berubah. Puncaknya, ia memilih untuk mengakhiri hubungan rumah tangganya. Lady mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Semarang. Ambyar. (ifa/aro)
