RADARSEMARANG.COM –Sifat egoisme ketemu dengan sifat keras kepala. Ya sudah, tak kan bisa menyatu. Begitulah kisah pernikahan John Dori dan Lady Sandi yang harus berakhir di Pengadilan Agama Semarang.
Watak memang tak bisa diubah, tinggal bagaimana menyikapinya. Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari pasangan ini tak bisa menerima satu sama lain. John dengan keras kepalanya, Lady dengan egoisnya.
Biduk rumah tangga ini mulai ambyar tatkala perbedaan pendapat mulai memuncak. Ketika itu, diceritakan John, istrinya sangat ingin berpindah rumah karena merasa tak nyaman. Memiliki tetangga yang menyebalkan membuatnya muak. Ia pun meminta John menuruti keinginannya berpindah rumah.
Menurutnya, istrinya sangat egois karena tak bisa melihat posisi dan menyadari keadaan. Hanya karena tetangga lantas mengabaikan perihal lain. Seharusnya, ia bisa menyesuaikan diri hidup di lingkungannya, bukan meminta pindah sembarangan. “Kalau gak suka ya gak perlu bergaul, kan beres,” ujarnya.
Yang menjadi pertimbangan John salah satunya karena kondisi keuangannya yang masih standar. Ditambah, John juga mempertahankan pekerjaannya di dekat rumah. Tak dipungkiri, mencari pekerjaan tak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk itu, ia tak ingin berpindah pekerjaan. “Cari kerja susah, kalau pindah bakal jauh, dan lagi uangnya belum ada,” katanya.
Menanggapi kondisinya seperti itu, Lady masih tak mau mengerti. Keinginannya tetap harus pindah, bagaimanapun keadaannya. Sementara John masih terus bertahan. Karena jengkel tak dituruti, Lady lantas pergi dari rumah. Ia pulang ke rumah orangtuanya. John sudah berusaha membujuk. Namun Lady kadung kesal. John lantas membiarkannya.
Sejak itulah mereka jarang berkomunikasi. Perasaan pun memudar. Mereka menjalani kehidupan masing-masing. Ketimbang hanya sebatas status, John kemudian melayangkan gugatan talak. “Wis gak bisa jadi satu, ya sudah ini jalannya,” tegasnya. (ifa/aro)
