RADARSEMARANG.COM – Saat menerima pinangan John Dori, Lady Sandi baru setengah tahun lulus dari SMA. Usianya masih 18 tahun. Terpaut 21 tahun dengan suaminya. Perbedaan usia itu membuat keduanya berbeda pemikiran. Ujung-ujungnya, pasangan suami istri ini pun bercerai.
Lady Sandy mengaku saat itu ia tak berpikir panjang untuk cepat menikah. Sebab, John merupakan PNS. Praktis, ia memikirkan masa depannya yang bakal cerah. Gaji jelas, berpendidikan, terhormat, dan bakal menikmati pensiunan. Ia sangat polos. Hanya diiming-imingi seperti itu langsung kecantol. Padahal mereka baru berkenalan selama dua bulan.
“Nggak tahu pokoknya waktu itu diajak nikah langsung mau, padahal baru lulus sekolah,” ujarnya.
Ia mempertaruhkan masa mudanya untuk membina rumah tangga. Padahal pengalaman belum juga didapat. Karena merasa sudah bisa mencukupi kebutuhan dengan statusnya sebagai PNS, Lady pun tak diperbolehkan bekerja. John menuntut Lady menjadi ibu rumah tangga.
Lady manut. Sayangnya, suaminya itu di luar ekspektasi. Sikapnya dingin, gak ada perhatian, dan tak menghargai. Lady memiliki pemikiran yang sangat maju, ingin punya ini-itu. Sementara John hanya stagnan, tak mau berusaha mentang-mentang sudah PNS.
“Saya disuruh menerima dia apa adanya, tapi ya nggak bakal jalan kalau hanya mengandalkan gajinya,” jelasnya.
Apalagi keluarga mereka juga dililit utang untuk membiayai kuliah anaknya. Alhasil, Lady pun membuka usaha kecil-kecilan. Pikirnya, yang penting bisa menambah keuangan keluarga. Namun Lady kembali dibuat geram. Suaminya itu tak pernah mau membantu sedikitpun. Ia tak mau dengan usaha istrinya. Justru menyalahkan Lady yang ngotot ingin buka usaha.
“Saya jualan buat menambah pendapatan keluarga. Percuma jadi PNS, tapi nggak bisa jadi kepala rumah tangga,” ucapnya ketus.
Setiap hari percekcokan terjadi. Lady lama-lama tak betah. Pernikahannya yang dingin, akhirnya harus kandas. Ia mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Kelas 1 Semarang. (ifa/aro)
