RADARSEMARANG.COM – Menjadi pengusaha harus pandai dalam manajemen keuangan. Jika tidak, bakal berantakan. Apalagi kebutuhan setiap harinya makin banyak. Urusan anak, istri, dan berbagai kebutuhan lain, butuh banyak uang.
Menjadi pengusaha sukses di ibu kota di usianya yang masih relatif muda, tentu menaikkan derajat keluarga John Dori, 30. Image perantau pastilah punya uang ketika kembali ke desa. Disanjung dan didekati. Namun begitu bangkrut, sontak dibicarakan sana sini. Bahkan dijauhi, sampai istrinya pun ketularan.
Sejak saat itu, John mulai stres. Ia belum bisa melunasi utang yang ada di ibu kota. Ia memulai bisnis baru dan menyetor ke berbagai daerah. Namun tak sesukses yang sebelumnya. Apalagi sang istri, Lady Sandi, tak banyak membantu. Lady yang mulanya sabar, mulai nyinyir. Selalu menanyakan kebutuhannya yang tidak dipenuhi John.
Demi menutup kebutuhan, Lady harus menjual emas untuk membayar tunggakan SPP anak. Itu semua dilakukan agar pendidikan anaknya tetap jalan.
John mengaku, sebenarnya ia tak ingin istrinya berkoban terlalu jauh. Kalau ikhlas tak masalah, namun ini diungkit-ungkit. Sehingga membuatnya tidak nyaman.
“Perjuangannya diungkit terus, jadi malas. Terkesannya kan gak ikhlas,” ujarnya saat menunggu antrean sidang di Pengadilan Agama Semarang.
Ia menyadari keadaannya sekarang memang tidak seperti dulu. Namun tak seharusnya Lady lupa bahwa keinginannya dulu juga selalu dipenuhi. Bahkan, salah satu faktor kebangkrutan disebabkan kelakuan Lady yang hedon. Tak bisa menahan diri untuk belanja.
Sayangnnya, balasannya justru sangat menohok. Lady memilih dikembalikan ke orang tuanya lantaran tak mau hidup susah. Karena merasa harga dirinya diinjak-injak, John lantas menjatuhkan talak. “Harusnya didukung, malah seperti ini, mending pisah saja kan jelas,” tegasnya. (ifa/aro)