RADARSEMARANG.COM, Modal percaya saja tidak cukup. Harus ada pembuktian. Kalau tidak, bisa sengsara seperti Lady Sandi. Bermula dari kenalan melalui media sosial, Lady kencantol dengan John Dori. Karena komunikasi yang apik dan meyakinkan, benih-benih cinta akhirnya tumbuh. Keduanya sering berkirim foto atau bersua melalui telepon. Juga chatingan sampai lupa waktu.
Meski baru komunikasi di dunia maya, pesona John telah membuat Lady jatuh hati. Karena jarak yang tak begitu jauh, masih dalam satu kota, keduanya akhirnya bertemu. Karena merasa cocok, tak lama kemudian mereka menikah. Benar-benar sesimpel itu. Namanya juga jatuh cinta.
Selama ini, keduanya hanya menampilkan sisi baik tanpa mengetahui bagaimana kelakuan asli. Karena perkenalan yang tak lama itulah masing-masing belum memahami sikap satu sama lain. Begitulah, pertengkaran mulai terjadi. Selama ini, yang Lady tahu suaminya penyabar. Nyatanya, hal itu berbanding terbalik. John sangat mudah marah dan sensitif. Kalau salah ucap, masalah bisa berbuntut panjang.
“Pas pacaran kalem, gak tahunya galak,” katanya saat mengurus sidang di Pengadilan Agama Kelas 1 A Semarang.
Ia mulai kecewa. Menyesali terlalu cepat mengambil keputusan untuk menerima pinangan John. Seharusnya ia tahu seperti apa watak dari suaminya. Kalau begini ia jadi sulit mengendalikan karena terlalu kaget menerima kenyataan.
Tak sampai di situ. Yang dulunya John sangat perhatian, ternyata hanya sebatas pencitraan. Bahkan ia lebih cuek. Ibarat kata nih ya, Lady seperti ketiban sial. Ekspektasinya jauh dengan realita. Apa gak bikin nangis kalau begitu. Belum lagi percikan emosi yang meluap tak terkontrol membuatnya makin sedih. “Bodohnya itu ya terlalu cepat percaya, gak tahunya suamiku bikin sakit hati,” terangnya.
Karena permasalahan itulah Lady menyerah. Ia tak sanggup harus hidup berdampingan dengan laki-laki yang tak bisa membuatnya bahagia. Rumah tangga pasangan ini pun akhirnya ambyar. (ifa/aro)