RADARSEMARANG.COM, MEMILIKI istri yang elok parasnya, tentu dambaan kaum adam. Apalagi tinggi semampai, memiliki body goal yang aduhai, senyum yang merekah menyejukkan hati, bak permadani surga yang turun ke bumi. Begitulah rasanya jika memandang Lady Sandy dari kejauhan. Bahkan, banyak orang akan merasa iri dengan paras yang dimiliki istri John Dori ini.
Tapi siapa sangka, John Dori justru merasakan sebaliknya. Ternyata Lady Sandi tak seindah warna aslinya. Bagi John, kecantikan itu terasa hambar, bahkan pudar dan kosong. Sikap kasar dan perkataan Lady yang ketus, mengaburkan semuanya.
John tak hanya tersiksa dengan sikap Lady. Tapi merasa dipermalukan. Lady tak hanya kasar terhadap dirinya. Tapi kepada semua orang. Bahkan kepada orang yang lebih tua, perkataannya kadang tak disaring. Seperti tidak punya sopan santun. “Terlalu ceplas ceplos dan ketus. Kerap bikin malu pas kumpul-kumpul keluarga. Soalnya gak terkontrol,” kata John.
Jika suami berkewajiban mendidik sang istri, tapi John pilih angkat tangan. Cintanya tak lagi bersemai indah seperti awal mula bertemu. “Lady sering tak bisa menjaga rahasia. Bahkan permasalahan dalam rumah tangganya, disampaikan orang lain. Ini bikin saya malu,” keluh John.
Tak hanya itu, John merasa lebih dipermalukan lagi ketika Lady tega main tangan. Walaupun sekedar mencubit, namun hal itu sangat menyiksa John. Lebih parah lagi, ketika Lady sedang didera kemarahan. Emosi yang meluap-luap membuatnya tak bisa menahan diri untuk menyakiti John, seperti memukul. Sementara untuk membalas perbuatan kasar itu, John mengaku tak sanggup. “Saya gak bisa membalas dengan menyakiti balik, gak tega,” jelasnya.
Karena makin lama sikap istrinya membuatnya naik darah, John pun melayangkan talak. “Sudah saya pertimbangkan matang-matang dan rundingkan dengan orang tua,” kata John saat mengurus akta cerai di PA Klas 1 A Semarang. Kini rumah tangganya pun ambyar. (ifa/ida)