RADARSEMARANG.COM, Sebagai suami, John Dori, 23, terlalu berkuasa. Ia bisa seenaknya sendiri memperlakukan istrinya. John masih seperti anak kecil. Baginya, pernikahan tak lebih seperti hubungan layaknya pacaran. Ia seperti tak ingat kalau sudah berumah tangga. Menurut istrinya, Lady Sandi, 22, suaminya seringkali membuat kebohongan.
Lebih dari itu, bukan mengistimewakan justru mempermainkan layaknya boneka. Ia sesuka hati menjadikan istrinya sebagai pembantu. Memang, kewajiban istri merawat rumah, namun bukan tak ada hentinya.
Saat John libur kerja, ia seenaknya menyuruh istrinya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Padahal sehari-hari, Lady juga bekerja. John tak mau membantu meskipun hanya menyapu. Baginya, masalah pekerjaan rumah adalah tugas istri. “Gak mau diajak gotong royong. Padahal saya juga capek karena juga kerja,” ujar Lady.
Saat diminta untuk mencari pembantu, John beralasan eman-eman mengeluarkan uang. Toh, istrinya bisa melakukan semuanya. Saking sibuknya, ia tak ada waktu untuk beristirahat. Inginnya, di waktu libur bisa bersantai, berlibur ataupun jalan-jalan. Namun John tidak pernah mengabulkan. Ia justru jalan-jalan sendiri atau bersama teman-temannya.
Menurut John, jika berpergian dengan istrinya bisa boros, karena pasti ingin berbelanja. Padahal, sama sekali tak ada pikiran semacam itu. Lady hanya ingin ada waktu berdua. Karena itu, Lady lebih senang bekerja ketimbang di rumah. Ia juga tak bisa seperti istri-istri yang lain, bisa bebas bersosialisasi sekalipun sekadar ngobrol. Ia dikekang. Tak boleh belanja lama-lama. Semua dibatasi. “Aku justru lebih dari seorang pembantu. Disuruh seenaknya sendiri. Aku kan bukan robot,” keluhnya.
Karena diperlakukan tak manusiawi, Lady melapor ke orangtua dan mertuanya. Namun masih sama saja. John tak berubah. Karena sudah tak tahan, Lady memutuskan untuk berpisah. Ia memilih bercerai. Ambyar. (ifa/aro)