RADARSEMARANG.COM, Kekecewaan yang dialami Lady Sandi, 40, sudah tak terbendung. Nasibnya ibarat ‘di ujung tombak’ saat suaminya dinyatakan sebagai tersangka kasus pencurian sepeda motor. Ia masih tak menyangka suaminya bisa melakukan perbuatan senekat itu. Tak sanggup terus-menerus menderita, ia memilih bercerai.
Hal itu bermula ketika Lady harus membanting tulang menghidupi keluarganya. Membiayai sekolah anaknya, memenuhi kebutuhan pokok, membayar arisan, iuran PKK, belum lagi cicilan sepeda motor yang masih kurang dua tahun.
Saking beratnya beban hidup, hingga badannya menyusut. Dari 62 kg, sekarang 48 kg. Penurunan tersebut dialami sejak John Dori masuk jeruji besi. Kasus yang menyeretnya ke ranah hukum karena ambisinya untuk menjadi kaya meronta-ronta.
Saat itu, diceritakan Lady, John sangat ingin memiliki motor yang lebih waras. Maklum motornya sudah butut. Bolak-balik mengunjungi bengkel dan menguras kantong karena perawatannya yang memakan uang banyak.
“Motor kami sudah bobrok, bisa jalan saja syukur,”katanya.
Selain karena memang sudah rusak, John terus diledekin teman-teman kerjanya. Di zaman yang sudah modern ini masih bertahan dengan motor butut. Sekali dua kali John sabar, namun lambat laun ia panas melihat tetangganya menurunkan motor baru dari dealer.
Naluri untuk membeli jelas ada. Sebagian gaji menjadi karyawan pabrik ia sisihkan untuk ditabung. Rencananya untuk uang muka kredit motor. Namun karena kebutuhan semakin banyak, uang tabungan ludes. Motor baru tak jadi terbeli. John mulai stres.
“Udah nabung padahal mau DP motor, tapi kalah sama kebutuhan pokok,” ujarnya.
Karena sudah pusing, John akhirnya nekat mencuri motor milik orang. Namun karena tidak lihai dan di tempat ramai, ia cepat ketahuan. Sontak ia dihajar massa. Babak belur sampai akhirnya dibawa ke kantor polisi dan diproses.
“Aku sudah pasrah Mbak, wis capek. Nggak kuat kalau harus menunggu Mas John keluar penjara. Mending aku pisah biar nggak semakin stres,” tutur Lady. (ifa/aro)