Susmiati pun percaya dengan pilihan sang anak. Terbukti pada 2017 anaknya berhasil lulus dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Meski punya ibu seorang migran, sang anak tetap bisa meraih cita-citanya.
“Setelah lulus tahun 2018 ikut seleksi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari 10 ribu pendaftar dia masuk 400 besar. Dan alhamdulillah keterima jadi jaksa, mungkin dia satu-satunya jaksa di kampung saya,” ungkapnya. Anaknya diterima menjadi Jaksa di Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah selama dua tahun. Lalu dipindahtugaskan di Tarakan, Kalimantan Utara.
Momen Larut Malam X Rasa Taiwan itu sengaja dihadirkan untuk mendobrak kebiasaan orang Taiwan yang melarang penonton makan saat pementasan teater. Selain itu juga mengenalkan budaya Taiwan di Indonesia.
Susmiati mengungkapkan apresiasi kepada sutradara Kun Ming Li yang telah mengangkat kisahnya dalam film pendek. Sekaligus memberinya panggung untuk pertunjukan teater. Ia berharap para pekerja migran dapat lebih dihargai keluarga dan masyarakat.
Bukan dilihat sebagai bentuk mengabaikan anak karena mereka berkorban mempertaruhkan hidupnya demi keluarga bisa hidup lebih baik. (kap/ton)