26 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Dampak Kebakaran Eks TPA Darupono, Tiga Hari Diselimuti Asap, Warga Mulai Sesak Napas dan Batuk

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Tiga hari terakhir ini kawasan Darupono diseliputi kabut asap. Kondisi tersebut akibat terbakarnya sampah di eks Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Devi Khofifatur Rizqi, Kendal

Kebakaran di gunung sampah bekas TPA Darupono ini kerap terjadi saat musim kemarau. Bahkan, dua tahun lalu sempat terjadi kebakaran hebat. Kebakaran ini dipicu gas metana di dalam tumpukan sampah berlebih.

Sebenarnya, TPA Darupono sudah ditutup sejak tiga tahun lalu. Pemkab Kendal juga memasang pipa atau cerobong sebagai tempat keluarnya gas metana untuk penanganan. Namun, itu belum berfungsi maksimal.

Kebakaran pun terjadi lagi beberapa hari lalu. Asap yang ditimbulkan sangat mengganggu aktivitas warga. Tidak hanya mengganggu pandangan, tapi juga membuat mata pedih, napas sesak, dan batuk.

Bahkan, polusi asap juga memasuki areal jalan raya Boja-Kaliwungu, dan permukiman. Pengendara yang tak mengenakan masker terpaksa menutup mulut dan hidung menggunakan tangan. Petugas Dishub pun diturunkan untuk mengatur lalu lintas di titik terparah.

“Yang paling parah ya di jalan dekat TPA itu. Pandangannya terbatas, bisa bahaya,” ujar salah satu warga Kaliwungu Selatan, Karyono, 45.

Pria 45 tahun itu pun mengeluh. Meski asap yang menyelimuti permukiman warga tidak terlalu parah, namun membuat warga sekitar sesak nafas dan batuk.

“Selain bikin sesak juga agak bau. Tapi kalau di rumah-rumah warga tidak terlalu parah, karena ya jaraknya tidak terlalu dekat,” katanya.

Karyono menambahkan, kondisi terparah kepulan asap akibat kebakaran ini terjadi pada Kamis (15/6). “Sekarang sudah mendingan, karena sudah ada penanganan dari Damkar juga,” ujarnya.

Pantauan RADARSEMARANG.COM Kamis pagi, petugas pemadam kebakaran dan BPBD masih berupaya memadamkan api. Ada tiga unit mobil damkar dan empat mobil tangki air yang dikerahkan. Namun, api masih terus berkobar di gunung sampah seluas satu hektare itu.

“Sudah tiga hari kami standby memadamkan api. Kebakaran ini dipicu gas metana yang menguap,” terang Kasi Operasional dan Pengendalian Damkar Kendal Ria Listianasari di lokasi kejadian.

Pihaknya sudah meminta Pemkab Kendal mendatangkan ekskavator guna penanganan gas metana di dalam gunung sampah. Pasalnya, sampah yang menumpuk itu harus dibolak-balik. Sehingga, gas metana tidak menguap berlebihan, apalagi meledak. Proses pemadaman pun terkendala kontur yang curam dan jauh dari sumber air.

“Kalau gunung sampahnya tidak dibolak-balik gitu, percuma kita nyemprot. Karena airnya kemana-mana gak fokus ke lokasi terbakarnya,” katanya.

Pemkab Kendal sendiri tengah berupaya melakukan penanganan kebakaran di gunung sampah ini. Seperti pembuatan terasering sampah, menambah cerobong atau pipa, dan penanaman vegetasi rumput gajah. Sejumlah OPD dilibatkan. Mulai Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DPUPR, BPBD, dan Damkar.

“Segera kita tuntaskan. Dan kami sudah ada beberapa solusi. Dalam waktu dekat juga akan dibuat terasering lagi di sekitar gunung sampah itu,” terang Sementara Sekda Kendal Sugiono. (*/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya