RADARSEMARANG.COM – Stoples bekas panganan Lebaran yang sudah kosong jangan dibuang. Di tangan ibu-ibu ini, stoples tersebut bisa dihias jadi lebih cantik.
Sejumlah ibu rumah tangga di Kelurahan Srondol Wetan sangat antusias mengikuti pelatihan decaupage berbahan dasar limbah. Pelatihan ini digelar di Jalan Karangrejo IIA No. 8, Selasa (13/6).
Berbagai peralatan disiapkan, seperti stoples bekas, botol sirup bekas, cat akrilik, lem, dan tisu decaupage. “Ini rutin dilakukan, saat ini kan pascalebaran banyak stoples, botol sirup ini bisa dimanfaatkan agar lebih cantik untuk kerajinan dengan decaupage,” kata pemateri Woro Indri.
Decoupage berasal dari bahasa Prancis yaitu decouper, yang artinya memotong. Decoupage adalah seni menghias benda atau media dengan cara menempelkan potongan-potongan kertas atau kain ke permukaan benda tersebut.
Media yang digunakan bervariasi mulai dari kaleng, anyaman, kaca, kayu, kanvas, tas, dompet, nampan, talenan, hiasan dinding, dan media lainnya.
Teknik decaupage dari barang bekas lebih sulit dibandingkan kerajinan dari daun pandan yang hanya dengan lem dan pernis. Karena botol-botol atau stoples harus dicat dasar dengan cat akrilik secara merata.
“Jadinya lebih lama juga, kita menunggu sampai kering, diangin-anginkan. Kita cat ulang lagi, dan dikeringkan lagi. Finishing-nya dengan cat warna dan pernis memakai busa atau kuas,” katanya.
Stoples yang sudah kering tersebut kemudian dihias dengan tisu decaupage. “Kita buat dengan cantik dan ditambah dengan pita agar lebih cantik lagi,” ujarnya.
Diakuinya, emak-emak yang tergabung di Krenova Srondol Wetan setiap minggunya berkumpul membuat berbagai hasil karya.
Seperti kain perca, sulam pita, decaupage, dan daur ulang sampah. Saat ini hasil karya dari ibu-ibu dipajang sebagai hiasan di rumah. Belum semuanya bisa dijual.
“Kami melihat (karya serupa) di Galeri Kota Lama (harganya) sekitar Rp 100 ribu,” katanya. (fgr/mg3/mg5)
