RADARSEMARANG.COM – Salah satu bagian dari perayaan Waisak yang menjadi perhatian masyarakat adalah biksu thudong. Puluhan biksu melakukan prosesi berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur, Kabupaten Magelang. Mereka mendapatkan sambutan meriah dari masyarakat di sepanjang perjalanan.
Salah satu penanggung jawab biksu thudong menceritakan pengalamannya selama mendampingi perjalanan dari Thailand hingga Borobudur. Salah satunya harus mempelajari kehidupan para bhante atau biksu selama satu bulan.
Hal tersebut diceritakan oleh Prabudiaz, penanggungjawab Thudong Internasional. Selama mendampingi 32 biksu thudong, terdapat beberapa adat tradisi yang dilakukan. Seperti Pindapatta, dimana umat Buddha memberikan derma berupa makanan dan minuman untuk makan pagi para bhante atau biksu ini. Sebab para bhante hanya makan satu atau dua kali dari pukul 06.00 hingga 11.30.
Selain itu juga terdapat acara mencuci kaki para bhante yang dilakukan para umat Buddha. Kaki para bhante yang berjalan ribuan kilometer ini pastinya kotor. Sebagai tanda bakti, umat Buddhis mencuci kaki mereka supaya bersih. “Kalau di Indonesia, kami tidak mau mengambil risiko. Makanya kami menyiapkan sandal dan kaos kaki, ” katanya.
Sebenarnya banyak bhante thudong itu tidak memakai alas kaki. Namun panitia memiliki tanggung jawab terhadap Sangha Dunia untuk melindungi para bhante agar tidak celaka di jalan. Sehingga disediakan kaos kaki dan sandal. Kaos kaki ini hanya digunakan sehari saja dan diganti baru untuk hari selanjutnya.
“Kalau sandal minimal dua hari sudah ganti karena mereka terus berjalan. Mereka memiliki sistem jalan dengan kecepatan tinggi. Itu bisa sampai 10 kilometer per jam, ” jelasnya.
Ia menceritakan, saat berangkat dari ibukota Thailand, Bangkok pada 23 Maret 2023, total ada 50 bhante yang bergabung. Perjalanan dari Thailand hingga perbatasan Malaysia membutuhkan waktu 10 hari. Selanjutnya di Malaysia mereka berjalan kaki selama 29 hari.
Pada 8 Mei 2023, rombongan ini masuk Indonesia melalui Batam. Sehari kemudian mereka tiba di Jakarta menggunakan pesawat.
Dari Jakarta, laku jalan kaki diteruskan menyusuri jalur Pantura hingga tiba di Semarang pada Minggu (28/5). Perjalanan lantas dilanjutkan hingga ke Borobudur.