Dengan berbagai macam rubrik yang ada, mulai dari berita kedaerahan hingga berita-berita ringan, seperti yang ia suka baca, yakni rubrik Sosok dan Ambyar di halaman pertama koran Radar Semarang.
“Itu bisa memperingan di tengah-tengah berita yang isinya berat-berat,” jelasnya.
Ditambah lagi dengan rubrik Untukmu Guruku yang menyediakan ruang untuk para guru menulis artikel ilmiah populer. Ia juga sering mengirimkan hasil artikel miliknya yang kemudian dimuat di koran Radar Semarang.
Selain itu, rubrik Untukmu Guruku membantu para guru untuk memenuhi kewajiban publikasi ilmiah, sekaligus mempercepat kenaikan pangkat. Karena artikel ilmiah populer yang dimuat bisa dinilaikan untuk Penilaian Angka Kredit (PAK).
“Beberapa kali ini Radar Semarang juga mengadakan pelatihan penulisan di Kabupaten Semarang. Dan itu merupakan sebuah hubungan mutuliasme antara para guru dan Radar Semarang,” katanya.
Ke depannya, ia berharap pemberitaan daerah, khususnya Kabupaten Semarang diperbanyak lagi. Karena dari aspek georgrafis, wilayah Kabupaten Semarang lebih luas dibandingkan dengan daerah tetangga, seperti Kota Salatiga.
Selain itu, potensi pariwisata, sosial budaya, ekonomi, industri, dan lainnya bisa diangkat dan dipublikasikan.
“Dan koran saat ini harus bisa bertahan dan melakukan inovasi agar kaum milenial tertarik untuk membaca. Tidak hanya kalangan tertentu yang bisa menikmati koran,” ujarnya. (nun/aro)