25.9 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Kuliahkan Dua Anak dari Jualan Koran

Haryadi, Loper Koran RADARSEMARANG.COM

Artikel Lain

Bergelut dengan pekerjaan sebagai loper koran sejak 1990, banyak suka duka dialaminya. Mulai diganggu makhluk yang tak kasat mata, hingga gagal mengantar koran karena terjebak banjir. Dalam sehari,  Haryadi bisa menempuh jarak hingga ratusan kilometer untuk mengantar koran kepada pelanggan.

Meliputi wilayah Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Utara, Semarang Selatan, dan Kecamatan Genuk. Haryadi biasa membawa koran hingga 450 eksemplar. Sedangkan untuk koran Jawa Pos Radar Semarang sebanyak 180 eksemplar. “Selesai kirim koran ke pelanggan pukul 07.00, kecuali kalau koran datang terlambat dari percetakan,” katanya.

Meski tergerus dengan media online, menurut dia, eksistensi koran sebagai pembawa informasi masih melekat di hati masyarakat. Buktinya, ia masih tetap stay dengan pekerjaannya. “Koran yang saya bawa masih banyak, walaupun itu juga titipan dari penerbit dan agen,” ujarnya.

Berkat ketekunannya, Haryadi dapat membiayai dua anaknya hingga kuliah di perguruan tinggi. Yakni, Stifar dan Polines. Meski biaya kuliah cukup mahal, ia tetap ingin anak-anaknya menempuh pendidikan yang tinggi. Sehingga kehidupannya bisa lebih layak. Pria 45 tahun ini pun menyiasati dengan meminta tolong kepada pelanggan untuk membayar biaya langganan di muka, saat ia membutuhkan. Haryadi juga memisahkan uang untuk kebutuhan sekolah dan rumah tangga. “Alhamdulillah pelanggan pada mau,” ungkapnya.

Sebagai loper koran, konsekuensinya Haryadi nyaris tidak pernah libur. Sebab, libur hari besar pun koran Jawa Pos Radar Semarang tetap terbit, kecuali saat Idul Fitri. Praktis, dia tetap mengirim koran ke pelanggan. Bahkan, saat orang tuanya meninggal, mertua meninggal, dan anaknya menikah saja, Haryadi masih meloper koran ketika pagi hari.

“Kata orang itu ora patut. Tapi saya tidak ingin mengecewakan pelanggan yang mau membantu saya. Jadi, paginya pasti saya sempatkan untuk loper dulu,” ujarnya.

Ia berharap di era digitalisasi saat ini, media cetak bisa terus eksis. Sehingga ia tetap bisa menghidupi keluarganya. Terlebih anaknya yang terakhir masih kelas V SD. “Harapannya koran terus mengalami pembaharuan, kontennya lebih menarik. Jadi, tidak ditinggalkan pelanggan,” harapnya. (kap/aro)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya