Dandanan Dadang yang seperti itu di kampus tentu menyita perhatian alias dipandang tak biasa. Dadang pun merasakannya.
“Tapi saya cuek aja. Mahasiswa saya kelihatannya malah seneng-seneng saja lihat dosennya begini,” ujarnya.
Tak banyak yang tahu, Dadang ternyata pernah menjadi pengiring musik artis-artis Indonesia papan atas. Sebut saja, Judika, Fariz RM, Ari Lasso, Mulan Jameela, Bunga Citra Lestari, Danto Sisir Tanah, Didi Kempot, Agnez Mo, dan masih banyak lagi yang Dadang sendiri pun lupa. Dadang kini juga tengah menempuh studi S3 Pendidikan Seni Musik di Unnes.
“Saat saya seminar proposal disertasi, juga pakai style seperti biasa (ala punk). Dosen penguji saya nggak masalah,” ujarnya.
Meski boleh dibilang sudah malang melintang di semua aliran musik, Dadang akhirnya membentuk grup band bergenre Celtic Punk. Pilihan itu bukan tanpa dasar. Sebagai musikus, ia selalu ingin mencoba alat-alat musik yang menurutnya unik.
Sebelum membentuk Moving Room, Dadang mempelajari alat musik tradisional Irlandia, yakni Tin Whistle atau Penny Whistle.
“Akhirnya di Moving Room saya juga sebagai peniup Tin Whistle itu,” ucapnya.
Dadang kini sedang fokus dengan penggarapan mini album Moving Room. Grup band yang bermarkas di Pekalongan dengan delapan orang personel itu sudah merilis dua single, yakni “Rayakan Pertemuan” dan “Balada Masa Muda”.
“Bulan depan kami manggung di Batang. Kita bisa ketemu lagi di sana,” tandasnya kepada RADARSEMARANG.COM. (nra/aro)