26.8 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Sa’dullah, Suskses Menjadi Perajin Kaligrafi di Demak, Produknya Tembus Luar Jawa

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Sudah hampir 23 tahun, Sa’dullah, menekuni usaha kerajinan kaligrafi. Produknya sudah menyebar ke mana-mana. Bahkan sampai ke luar pulau Jawa.

WAHIB PRIBADI, Demak, Radar Semarang

WORKSHOP pembuatan kerajinan kaligrafi itu berada di Kampung Tembiring, Kota Demak. Usaha tersebut dikelola Sa’dullah, warga RT 6 RW 3, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak Kota.

Ia merintis usaha kerajinan kaligrafi sejak 2000. UMKM ini sempat menjadi binaan Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM (Dindagkop) Kabupaten Demak.

Sa’dullah mengaku merintis usaha tersebut dari nol. “Saya dulu seorang buruh yang kemudian mencoba untuk membuat kaligrafi kecil-kecilan. Kaligrafi ini lalu saya pasarkan keliling dari masjid ke masjid. Atau dari rumah ke rumah warga,”kenangnya.

Dia menuturkan, usaha yang ditekuni bisa berkembang sedikit demi sedikit. Juga bisa menyerap tenaga kerja.

“Alhamdulillah sekarang sudah bisa bertahan dengan pemasaran door to door sampai luar Jawa. Kaligrafi ini pemasarannya sampai Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya,”katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Menurutnya, respon terhadap produk kaligrafi hingga luar daerah tersebut dapat meningkatkan omzet usaha yang digeluti Sa’dullah dengan bendera usaha dagang (UD) Adhi Taslim.

“Pemasaran kaligrafi ini kita jalankan secara offline dan online. Bahkan, kalau di luar Jawa ya secara door to door atau dari rumah ke rumah,”ujarnya.

Dia menambahkan, hampir semua pulau telah dirambah produk kaligrafi Sa’dullah tersebut.

“Alhamdulillah tidak terpengaruh pandemi Covid-19. Usaha tetap stabil,”katanya penuh syukur.

Dia mengatakan, modal awal merintis usaha pada 2000 sekitar Rp 10 juta. Ia dibantu permodalan dari perbankan. Meski dengan modal yang tidak seberapa, usaha bisa berjalan dengan lancar.

Adapun jenis produk kaligrafi yang dihasilkan ada 17 jenis. Antara lain, jenis atau bahan kuningan, kanvas, sablon kaca, dan poster. Kemudian, gambar-gambar yang ada dalam kaligrafi merupakan desain buatan sendiri yang terus dimodifikasi. Dengan demikian, tidak sama dengan yang lain.

Dikatakan, kaligrafi yang paling laku adalah ayat-ayat kursi. Jika ramai sehari bisa memproduksi seribu unit untuk ukuran kecil dan 200-an unit kaligrafi untuk ukuran besar. Kaligrafi yang sudah jadi kemudian dibingkai pakai fiber dan kayu.

Harga antara Rp 50 ribu hingga Rp 500 ribu tergantung bahan dan ukuran. Untuk membantu kelancaran usaha ini, ia dibantu 40 pekerja yang rata-rata dari Demak sendiri.

“Usaha kaligrafi saya ini dulu merupakan binaan dari Dinas Perdagangan Kabupaten Demak bidang UMKM sekitar tahun 2002-2010. Sekarang sudah berdiri mandiri dan eksis,”katanya.

Saat itu, kata dia, dalam usaha perlu adanya jejaring untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Jejaring reseller yang dimiliki pun semakin kuat. Kondisi demikian juga semakin membuat usahnya kokoh dan mampu bertahan.

Kepala Dindagkop UKM Demak Iskandar Zulkarnain mengatakan, usaha kaligrafi di Demak tumbuh pesat. Pemasarannya pun sampai luar Jawa.

“Karena itu, kita apresiasi usaha kaligrafi ini yang mampu bertahan. Produk kaligrafi memang banyak peminatnya,”ujar dia.

Menurutnya, Dindagkop akan terus berupaya membina para pelaku UMKM hingga berhasil mandiri. Sehingga membuat masyarakat makin sejahtera. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya