Menurutnya, masyarakat terutama generasi muda dan para siswa harus dikenalkan lima prinsip memikir ulang barang yang akan dipakai.
Yakni sejauh mana nilai kebutuhan barang menjadi sampah, kemudian melakukan perbaikan, mengurangi pemakaian material mentah dari alam, mengoptimasi pengggunaan material yang dapat digunakan kembali, dan penggunaan material hasil dari proses daur ulang.
“Melalui lima prinsip itu akan terwujud mindset ekonomi sirkular. Yakni zero waste, bebas sampah. Itu sebuah mindset yang bisa membuat bumi lebih terjaga lebih lestari,” tambahnya.
Adapun untuk sedekah minyak jelantah, Butuk menjelaskan, itu sebagai salah satu bahan baku pembuatan lilin aromaterapi. Kendati begitu, hasil pembuatannya belum sempurna.
“Kami pernah membuatnya, tetapi belum sempurna. InsyaAllah dalam waktu dekat, minyak jelantah itu bisa kami wujudkan menjadi lilin aromaterapi,” harapnya.
Butuk menambahkan, selama mengikuti kegiatan IGPA, banyak pengalaman diperoleh yang tak diduga sebelumnya.
Tentunya, hal itu menjadi sesuatu yang penting di ajang bergengsi tersebut. Pihaknya juga bakal melakukan inovasi lain dalam pemanfaatan sampah di sekitarnya.
“Akan terus berinovasi. Dan semoga yang saya lakukan bisa bermanfaat buat lingkungan sekitar,” tandasnya. (dev/ida)