28 C
Semarang
Sunday, 22 December 2024

Sempat Ditentang Istri saat Bikin Kandang Kambing di Lantai Dua Rumah

Aipda Agus Susanto, Anggota Polres Magelang Kota yang Beternak Domba

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Berbekal pengalaman dari sering ikut orang tuanya berjualan kambing atau domba, Aipda Agus Susanto mencoba memberanikan diri untuk beternak domba. Hal ini, mulai dilakukan secara mandiri sejak 2017. Tempat ternak domba miliknya ini juga diberi nama tidak jauh dari polisi, yakni police farm.

Aipda Agus Susanto saat ini bertugas menjadi BAUR SIM di Satpas Polres Magelang Kota. Di sela berdinas di kepolisian, Aipda Agus juga memiliki usaha sampingan sebagai peternak kambing. Saat ini, ia memiliki sedikitnya 31 ekor domba.

Ia menceritakan, ide awal beternak kambing muncul pada 2017. Saat itu, Agus mencoba merintis ternak kambing di rumah orang tuanya. “Saya pertama kali mencoba di rumah orang tua di Mungkid,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.

Baru pada 2020, Agus mencoba membuat kandang sendiri untuk usaha ternak dombanya. Waktu itu, tempatnya di lantai dua rumahnya. “Baru setelah mendapatkan pasangan orang Tegalrejo dan menetap di sana, saya mulai usaha penggemukan domba yang diurus secara mandiri,” ucap Agus.

Suami dari Yekti Ari Andriani, 34, ini mengatakan, ide beternak domba berawal dari hobi. Ia mengaku, sejak kecil suka beternak. Baik ternak kambing, ayam, itik, entok, hingga domba. Apalagi sang ayah waktu muda jualan kambing di Pasar Blondo, Muntilan, dan sekitarnya. “Waktu kecil saya sering diajak main sama ayah untuk melihat hewan ternak. Mungkin dari situ saya jadi suka ternak domba,” ceritanya.

Agus menambahkan, pada 2022, ia mulai mencoba mengembangkan usaha ternaknya. Domba-domba itu dibuatkan kadang khusus tidak satu rumah dengannya. Namun sudah disewakan lahan dengan ukuran bangunan 15 x 15 meter persegi yang lokasinya tidak jauh dari rumahnya di Dusun Krajan No 107, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang.

“Saat ini Alhamdulillah saya sudah mempunyai 31 ekor domba berjenis lokal gembel,” katanya.

Ia mengaku berbagai suka dan duka dirasakan selama kurang lebih enam tahun berternak domba. Duka yang pernah ia rasakan, yaitu saat domba-dombanya terkena penyakit.

Agus mengatakan, dulu awal-awal sempat kebingungan saat ada domba yang terkena penyakit. Apalagi waktu dulu, masih sedikit awam dan risiko terbesar adalah mati.

“Jujur saya pernah mengalami hal tersebut, dan itu tidak hanya sekali, namun beberapa kali. Hal ini karena kurangnya penanganan, pengalaman, dan kurangnya ilmu. Namun berjalannya waktu, sedikit demi sedikit saya mulai belajar baik dengan sesama peternak domba dan belajar sendiri melalui Google,” ungkapnya.

Reporter:
Rofik

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya