30.6 C
Semarang
Tuesday, 6 May 2025

Bocah Dua Tahun Korban Tertimpa Pohon Perhutani Harus Jalani Tiga Kali Operasi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Derita Asyalin Anindita sungguh berat. Bocah dua tahun ini terluka parah di bagian kepala akibat tertimpa pohon bersama ayahnya Avieq Avendi dan sang kakak Zaki Pradana. Tak hanya itu, Asyalin juga harus kehilangan ayahnya untuk selama-lamanya.

Jarit tangis terdengar ketika RADARSEMARANG.COM bersama Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman mendatangi rumah Susi Handayani di Kavling Dondong RT 05 RW 06, Wonosari Ngaliyan, Jumat (25/11) petang.

Susi adalah ibunda Asyalin Anindita dan Zaki Pradana. Kedua anak Susi itu menjadi korban tertimpa pohon jati milik Perhutani di Jalan Palir Kaliancar pada Oktober 2022 lalu.

Saat kejadian, keduanya bersama Avieq Avendi, ayahnya. Avieq sendiri harus meregang nyawa karena terluka parah di bagian kepala. Sedangkan Zaki Pradana selamat dengan luka ringan. Yang memprihatinkan nasib Asyalin. Anak bungsu Susi ini lolos dari maut, namun menderita luka parah di bagian kepala. Ia harus menjalani beberapa kali operasi di RSUP dr Kariadi.

“Bapak….bapak… bapak….!!” suara Asyalin yang masih kerap memanggil ayahnya. Saat itu, Asyalin digendong neneknya, Sulastri, 52, yang tak lain ibu kandung Susi.

Rombongan Kadar Lusman merasa trenyuh. Mereka tak tega melihat nasib Asyalin. Sebab, akibat tertimpa pohon itu, batok kepalanya –maaf—menjadi gepeng.

Saat itu, Susi tidak berada di tempat. Ia masih dirawat di rumah sakit di Kaliwungu, Kendal. Pilus –sapaan Kadar Lusman, mencoba menggendong Asyalin. Namun bocah itu merengek. “Malu mungkin Pak, belum pernah ketemu, jadi nggak mau digendong,” kata Sulastri.

Karena terus menanyakan ayahnya yang sudah tiada, saudara Sulastri pun bergegas datang menggendong anak tersebut untuk diajak ke luar rumah. Sementara anak pertama Susi, Zaki,  hanya terdiam. Ia juga diajak keluar rumah oleh saudara Sulastri.

“Susi tidak di rumah Pak. Sekarang masih di rumah sakit. Anak pertama saya itu sakit mungkin terlalu capek sampai asam lambungnya kambuh,” ujar Sulastri.

Ia bercerita, yang mengurusi pemakaman suami Susi adalah saudaranya. Saat itu, biaya pemakaman berasal dari uang santunan Perhutani sebesar Rp 4,5 juta. Selain itu, juga ada uang santunan dari warga sebesar Rp 3 juta.

“Uang itu sudah habis buat membeli susu dan ongkos ke rumah sakit. Karena cucu saya harus menjalani operasi cangkang kepala tiga kali,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Menurut Sulastri, cucunya harus diberikan susu khusus yang harganya relatif mahal untuk mempercepat kondisinya kembali pulih. “Harga susunya Rp 430 ribu per kaleng. Itu pun habis kurang dari sepekan. Kalau mau ganti susu, tidak bisa, karena susu yang diberikan adalah resep dokter,” terangnya.

Tempurung kepala Asyalin harus dioperasi ulang dalam waktu dekat.  Pilus pun siap membantu keluarga Susi. Selain memberikan bantuan sembako dan santunan, Pilus akan mengupayakan beasiswa untuk anak Susi.

“Untuk beasiswa, kita akan upayakan sekolah gratis sampai SMP. Untuk SMA nanti kami koordinasikan dengan Pemprov Jateng, syukur-syukur bisa sampai kuliah,” ucapnya.

Menurut Pilus, yang paling penting adalah  mengembalikan mental dan kondisi Susi serta kedua anaknya. Termasuk dari sisi biaya kesehatan. Politikus PDI-Perjuangan ini berharap masyarakat Kota Semarang yang mempunyai rezeki lebih bisa membantu.

“Khususnya untuk biaya operasi lanjutan, kita upayakan pemkot bisa membantu. Apalagi anak ini kan butuh penyembuhan dan punya masa depan. Jadi, kalau ada yang ikut bantu, bisa langsung disalurkan ke rumah Susi di RT 05 RW 06, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang,” katanya.

Pihaknya juga akan mendorong adanya pembuatan Perda mengenai pohon tumbang. Khususnya, nominal santunan kepada korban yang tertimpa pohon tumbang di wilayah Kota Semarang.

“Saat ini belum ada yang mengatur, entah itu Perwal atau Perda. Karena dianggap musibah, nggak ada ganti rugi, jadi kita coba melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Pemkot Semarang dan Perhutani,” terangnya.

Sebelumnya, Plt Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengaku akan segera bertindak. Bahkan ia akan berkoordinasi dengan Perhutani yang memiliki tugas pokok dan fungsi kehutanan harus segera bertindak.

“Nanti akan saya lakukan koordinasi dengan Perhutani. Nanti saya telepon, nggak usah pakai surat biar cepat klir,” bebernya.

Menurut Mbak Ita—sapaan akrabnya– korban pohon tumbang harus segera dibantu dan ditangani, apalagi itu warga Semarang. Tidak peduli itu pohon milik pemkot, Perhutani atau siapapun.  Ia meminta agar bantuan bisa diberikan kepada korban.

“Ini bisa dapat bantuan dari BTT, sudah ada Perwal Nomor 74 Tahun 2021 tentang pedoman pengelolaan hibah dan bantuan sosial bersumber dari PAD. Pencairannya pakai  Perwal Nomor 75 Tahun 2021 tentang pengelolaan belanja tak terduga,” terangnya.

Untuk prosesnya, pihaknya akan meminta lurah atau camat setempat mengusulkan bantuan ke BPBD Kota Semarang. Nantinya usulan tersebut akan diverifikasi oleh DPKAD dan langsung diberikan ke korban. “Kami tidak pernah bosan untuk mengingatkan ke pemangku wilayah setempat hingga ke Perhutani. Jika ada kejadian serupa langsung melaporkan ke Pemkot Semarang agar segera bisa ditangani,” katanya. (den/aro)

Reporter:
Adennyar Wicaksono

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya