31.2 C
Semarang
Sunday, 12 October 2025

Belajar tanpa Kelas, PAUD Generasi Emas Semarang Gratiskan Biaya Pendidikan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Tawa riang terpancar di wajah puluhan anak yang mengikuti pembelajaran di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Generasi Emas. Tempat belajar ini sangat kontras dibandingkan PAUD pada umumnya. PAUD ini memanfaatkan bangunan relokasi Barito Baru di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Meski tanpa adanya kelas, anak-anak ini antusias mengikuti pembelajaran. Mereka belajar sambil bermain seperti di PAUD pada umumnya. Bedanya,  mereka tidak mengenakan seragam dan sepatu. Anak-anak PAUD Generasi Emas ini rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu. Jumlahnya ada 35 anak.

“PAUD ini sudah berdiri sejak 2019 lalu. Kami juga sudah meluluskan enam anak yang sekarang duduk di bangku SD,” kata pengelola PAUD Generasi Emas Tri Lestari kepada RADARSEMARANG.COM.

Tri menerangkan, awalnya, ia dan beberapa rekannya hanya membuka les gratis bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Namun melihat kenyataan banyak anak kurang mampu tidak bisa sekolah karena keterbatasan biaya, akhirnya tercetus untuk membuka PAUD.

“Awalnya hanya les gratis, tapi ternyata banyak anak yang tidak sekolah karena kesulitan biaya. Akhirnya, saya dan teman-teman membuka PAUD,” kisahnya.

Pantauan RADARSEMARANG.COM, pembelajaran dilakukan di bekas los pasar MAJT. Ketika belajar, mereka menggunakan meja plastik dan duduk beralaskan tikar.

Menurut Tri, anak-anak yang belajar di PAUD yang dikelola juga mendapat ijazah yang bisa digunakan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi (SD).

“Kami disokong oleh Yayasan Emas Indonesia. Sampai sekarang PAUD Generasi Emas ada di dua lokasi. Selain di bangunan relokasi Barito Baru, juga ada di Gunung Brintik, Randusari, Kota Semarang. Waktu pembelajarannya Selasa, Rabu, dan Jumat,” jelasnya.

Tri mengatakan, memenuhi hak dasar anak yaitu pendidikan menjadi visi PAUD Generasi Emas. Sehingga dalam pembelajaran, anak-anak ataupun orang tua tidak dipungut biaya sepeserpun. Sehari-hari Tri dibantu oleh tujuh pengajar.

“Kami tidak memungut biaya. Kami ingin anak-anak kurang mampu bisa mengenyam pendidikan, karena mereka juga generasi penerus bangsa,” katanya.

Pembelajaran di PAUD Generasi Emas dimulai pukul 09.00 sampai 11.30. Selain menulis, anak-anak di PAUD ini juga diajak bernyanyi dan mewarnai,

“Sebelum ke sini, saya bantu ibu cari rongsok di pasar. Setelah cukup, saya diantar ayah ke sini untuk belajar,” terang Sela Ayu, salah anak didik PAUD Generasi Emas.

Gadis cilik ini nampak riang bermain dan belajar dengan teman-teman sebayanya.  Usai sekolah, Sela langsung menghampiri ibunya yang menunggu tak jauh dari lokasi PAUD.

“Kami nggak mampu kalau harus membayar. Karena di daerah saya, biasanya masuk PAUD biayanya sampai Rp 2 juta,” kata Wariani, salah satu orang tua yang menunggui buah hatinya.

Wanita yang bekerja sebagai pengumpul rongsok ini mengaku, jika hasil uang yang didapat tidak cukup untuk menyekolahkan anaknya ke PAUD. Uang yang didapat hanya cukup untuk makan sehari-hari.”Adanya PAUD Generasi Emas ini sangat membantu kami,” ujarnya. (den/aro)

Reporter:
Adennyar Wicaksono

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya