29 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Waktu Kecil Takut Air, Perenang Asal Temanggung Ini Sekarang Langganan Juara

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Zakharia Fernando masih berusia 13 tahun. Namun siswa kelas VIII SMP Masehi Temanggung ini telah memiliki segudang prestasi di bidang olahraga renang. Sedikitnya 50 medali emas, perak dan perunggu sudah dikantongi.

Rumah bercat putih itu juga menjadi warung sate Yesha. Letaknya di Jalan Dr Sutomo, Kota Temanggung. Di sudut warung terdapat almari kaca. Di dalamnya tertata rapi medali, piala dan pernak-pernik lainnya hasil kejuaraan renang yang diraih Zakharia Fernando. Nando –sapaan akrabnya—memang telah menorehkan banyak prestasi di cabang olahraga renang.

Menurut Nanik Pujiati, ibunda Nando, saat kecil Nando selalu menangis saat melihat kolam renang. Ia trauma karena pernah tenggelam saat main di pantai. Sejak kejadian itu, Nando takut air.   “Jadi, dulu pernah ke pantai dengan budenya, ternyata dia kesilep ombak, sampai takut dengan air,” cerita Nanik kepada RADARSEMARANG.COM.

Saat duduk di SD, anak kedua dari dua bersaudara pasangan Nanik Pujiati dan Yohanes Kwee Thian Swie itu mulai diikutkan les renang. Hal itu untuk menghilangkan trauma Nando. “Coba saya leskan renang, lama-kelamaan malah suka sendiri,” kenangnya.

Nanik bercerita, saat awal latihan renang, anaknya itu sampai digendong sang pelatih. Bahkan, pundak sang pelatih sampai merah, karena Nando tidak mau turun ke air. Tapi, sejak kelas 2 SD, Nando mulai menyukai renang. Lalu, kelas 3 SD, ia dimasukkan di klub renang Bhumi Phala Swimming Club dengan pelatih Suwignyo dan Ning.

Sejak bergabung di klub, sejumlah kejuaraan renang diikuti. Bahkan, Nando langganan juara. Misalnya, pada Januari 2022 di Karanganyar, Nando menjadi perenang terbaik di hampir semua nomor. Saat event di Wates, Kulonprogo, dia mendapat tiga medali emas dan tiga perak. Bahkan, saat kejuaraan Piala Wali Kota Magelang, Nando memborong 10 emas dan satu perunggu.

Perenang kelahiran Temanggung, 30 April 2009 ini kembali memborong medali saat berlaga di Kota Semarang. Ia membawa pulang sembilan medali emas dan terpilih sebagai best swimmer.  Sedangkan saat kejuaraan renang di Jepara, Nando meraih tujuh medali emas. Ia juga tampil di kejuaraan FAI se-Indonesia di Jakarta. Nando berlaga di jarak 800 dan 1.500 meter, serta membawa pulang dua medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. “Saat kejuaraan di Purbalingga, anak saya membawa pulang delapan emas,” katanya bangga.

Tak hanya itu, Nando sempat memecahkan beberapa rekor Jateng. Di antaranya, pada jarak 1.500 dan 800 meter gaya bebas. Di Semarang, dia memecahkan rekor nomor 1.500 meter gaya bebas dengan catatan waktu sebelumnya 18 menit 02 detik, menjadi 17 menit 58 detik. Di Jepara, pada jarak 800 meter, rekor sebelumnya 9 menit 27 detik secondnya besar, dia pecahkan dengan waktu yang sama, namun secondnya kecil.

“Di Jakarta, saya kembali memecahkan rekor 800 meter, dengan catatan waktu 9 menit 17 detik. Dan di Purbalingga, saya juga memecahkan rekor 800 meter dengan perolehan waktu 9 menit 14 detik,” ujar Nando.

Nanik menambahkan, berkat pretasinya itu, kini Nando mulai dilirik daerah lain. Seperti Kota Magelang, Jepara, Kota Semarang dan Slawi Kabupaten Tegal. Namun, dia masih menghargai Kabupaten Temanggung yang telah membesarkan nama anaknya.  Akan tetapi, apabila tidak ada perhatian terhadap prestasi yang telah diraih Nando, lanjut Nanik, ada kemungkinan pikiran tersebut berubah.

“Kalau memang dari Temanggung kurang memperhatikan, kemungkinan bisa saja pindah ke daerah lain. Supaya dapat terus mengembangkan potensi dan meningkatkan prestasi anak saya,” katanya.

Diakui Nanik, untuk mengikuti berbagai ajang lomba di berbagai daerah selama ini, ia harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. “Dari Januari sampai Juli 2022, untuk berangkat lomba sudah habis sekitar Rp16 juta. Kalau ke depannya tidak ada bantuan dari pemkab atau lainnya cukup berat bagi kami,” keluhnya.

Saat ini, lanjut dia, untuk meningkatkan dan menjaga prestasinya, Nando berlatih secara rutin setiap pagi, mulai pukul 05.00 sampai 07.00 di Pikatan Water Park. Dia menguasai semua gaya dalam berenang untuk setiap lomba. Seperti gaya katak 100 sampai 200 meter, bebas 200, 400, dan 800 meter, punggung 200 meter, kupu-kupu 100 dan 200 meter, serta gaya ganti atau kombinasi antar gaya.

Seminggu sekali, dia berlatih fisik di darat dengan berlari. Untuk menjaga konsistensi latihan, Nando selalu menyemangati dirinya sendiri. Saat SMA nanti, Nando berencana untuk sekolah khusus atlet. Dia bercita-cita menjadi tentara. “Biasanya kalau selesai latihan, saya langsung ke sekolah, tidak pulang rumah dulu. Soalnya sekolah saya juga dekat dari rumah,” kata Nando. (din/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya