RADARSEMARANG.COM – Aneka sampah plastik dan cangkang telur di tangan Eko Purnomo bisa menjadi karya bernilai seni tinggi. Bahkan dari kerajinan kolase sampah rumah tangga itu, pundi-pundi rupiah berhasil dikumpulkan pria 47 tahun ini.
Pada 2015, Eko Purnomo mulai menekuni pembuatan kaligrafi dan membuat wajah tokoh terkenal menggunakan cangkang telur. Awalnya, ia hanya iseng untuk mengisi waktu luangnya dikarenakan jam bekerjanya di sore hari. Namun keisengannya membawa keberuntungan. Tidak disangka, banyak orang yang tertarik untuk membeli hasil kerajinan tangannya.
Dari kolase cangkang telur, pria yang tinggal di Banyumanik, Kota Semarang ini juga membuat kolase dari majalah bekas. Namun tidak berjalan lama. Sebab, kolase menggunakan kertas ini tidak bisa bertahan lama dan cepat memudar. Sehingga ia mencari referensi lain di internet, yakni membuat kolase dari sampah plastik bekas makanan ataupun minuman. Ia mengaku dengan menggunakan sampah plastik, setidaknya dapat mengurangi sedikitnya 30 persen dari jumlah penumpukan sampah plastik.
Dari situ, Eko fokus membuat kerajinan kolase dari cangkang telur dan sampah plastik. Ia juga bergabung dengan komunitas seni yang ada di Facebook sekaligus mempromosikan dan menjual hasil karyanya melalui media sosial Facebook dan Instagram. Harga lukisan kolase dari cangkang telur dipatok Rp 300 ribu sampai Rp 750 ribu. Sedangkan lukisan kolase dari sampah plastik dibandrol dengan harga Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.
“Harga tergantung detail kesulitannya, ukuran, juga jumlah per kepalanya. Jadi nanti kalo misalnya di foto ada dua orang ya otomatis dikenakan biaya tambahan, Mbak,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM, belum lama ini.
Meski karyanya kerap dipandang sebelah mata, namun bagi orang-orang yang mengerti nilai seni, pasti tahu dan lebih menghargai. Konsumennya tidak hanya dari kota-kota di Jateng, seperti Boyolali, Pekalongan, tapi juga sampai luar provinsi, seperti dari Jakarta, Surabaya, Malang, hingga Makassar. Selain itu, karyanya juga pernah dijadikan hadiah untuk Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka Komjen Pol (Purn) Budi Waseso.
Saat ini, Eko lebih fokus dalam pembuatan kolase dari sampah plastik rumah tangga. Dengan usahanya itu, ia mendapat uang tambahan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dengan usaha sampingannya ini, Eko mengaku cukup diuntungkan. Karena bahan-bahan yang digunakan terbilang cukup murah, mulai sampah plastik, papan triplek, lem, serta pilox warna bening agar terlihat lebih cerah dan tahan lama.
“Untuk bahan-bahan yang didapatkan itu gampang kalo pun kurang kita bisa beli. Hanya saja, kalau mencari warna memang terbilang susah, karena terkadang warnanya tidak sesuai dengan yang customer inginkan, Mbak,” ucap warga Pudakpayung, Semarang ini.
Dikatakan, membuat lukisan kolase dari bahan sampah plastik ini membutuhkan waktu lima hari, dan paling lama hingga satu minggu pengerjaan. Karena menyesuaikan dengan kesibukan, ketersediaan bahan dari sampah plastik dan kerumitannya. Sejauh ini, Eko hanya terkendala dalam pencarian warna sampah plastik. Terkadang hal itu yang membuat Eko pusing dalam membuat lukisan kolase. Namun, ia selalu berkoordinasi dengan pelanggannya jika warna yang diinginkan kurang sesuai akibat keterbatasan warna sampah yang didapatkan.
Ke depan, Eko berencana mengikuti pameran seni hasil karyanya. Selain itu, ia juga membuat karya yang lebih menantang. Semula hanya lukisan wajah manusia, kini ia juga membuat lukisan kolase pemandangan alam dan hewan.
“Dulu sempat ada yang mengajak saya gabung pameran karya seni, tetapi tempatnya jauh di Jogja, jadi ya masih belum kepikiran ke sana. Sekarang saja mengerjakannya pas senggang aja kok, karena sibuk dengan pekerjaan. Saat ini, malah disarankan sama teman-teman komunitas seni coba buat pameran sendiri agar karya yang saya buat bisa lebih dikenal orang banyak,” tuturnya.
Namun Eko menolak jika ia mengadakan pameran tungggal. Karena ia mengaku masih belum siap menunjukan hasil karyanya. Saat ini, Eko juga akan berinovasi membuat lukisan kolase dari bahan jins dan kain lainnya. “Kayaknya sih menarik. Tapi, saya masih mikir cari bahannya,” ujar suami dari Purwaningtyas ini. (mg15/mg19/aro)