26.2 C
Semarang
Friday, 20 June 2025

Dari Angkringan di Terminal, Kini Kopi Buatan Pemuda Asal Kendal Tembus Pasar Internasional

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Siapa sangka Muh Faisal Tanjung, pemuda asal Kendal yang memulai bisnis kopi dengan nekat kini malah berkembang pesat. Bahkan, produk kopinya merek Naik Kelas sudah dikenal Menparekraf Sandiaga Uno dan merambah pasar internasional.

Bermula pada 2014, Muh Faisal Tanjung nekat membuka usaha angkringan di Terminal Kendal. Saat itu, dia diberi uang Rp 750 ribu oleh kedua orang tuanya untuk mengambil ijazah SMA. Namun, uang itu malah digunakan untuk memulai bisnis angkringan.

Tanjung–sapaan akrabnya-tidak menyangka jika berbisnis harus mempersiapkan segalanya. Mulai dari manajemen, operasional, aset jualan, hingga passion.

Pas di angkringan sempet struggle, karena omzetnya naik turun. Apalagi pas tahun pertama. Usaha angkringan itu ya dulu masih jualan nasi kucing dan minuman jahe. Masih coba-coba saja,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Dari awalnya nekat, pemuda 26 tahun ini ketagihan untuk berbisnis. Itu karena omzet usaha angkringannya bisa mencapai Rp 15 juta per bulan. Dari sana dia ingin memberi tempat dan kenyamanan untuk pelanggannya. Hingga 2015, dia mulai belajar dunia perkopian. Tak tanggung-tanggung, dia belajar kopi dari Batang, Temanggung, Purbalingga, hingga Surabaya.

“Setelah itu, saya makin fokus ke kopi. Terus mulai tertarik bisnis kafe. Tapi saya kaget. Ternyata market angkringan sama kafe itu konsumennya beda,” jelas pemuda dua bersaudara ini.

Tanjung mengatakan, saat memulai bisnis kafe, konsumen di angkringannya minder. Lantaran saat berkunjung ke kafe harus memakai pakaian bagus dan wangi. Kemudian Tanjung menepis mindset konsumen yang seperti itu. Dia sebisa mungkin memberikan tempat kepada pelanggannya agar merasa nyaman.

Dalam bisnisnya, Tanjung juga tidak merasakan hal mulus. Banyak tantangan dan permasalahan yang harus dihadapi. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan kafenya, pemuda asal Weleri, Kendal ini rela menjual aset meja dan kursi di rumah orang tuanya. Namun, kedua orang tua Tanjung terus menyupportnya. Sehingga dia selalu memiliki semangat untuk bertahan dengan bisnisnya.

“Izin sama ortu buat menjual meja dan kursi di ruang tamu. Itu untuk nutup kebutuhan kafe,” katanya.

Pada 2018, Tanjung bersama rekannya mencoba memulai bisnis kopi pack. Dia memberi nama produknya kopi Naik Kelas. Mulai dari sana, kopi milik Tanjung dikenal Menparekraf Sandiaga Uno. Bahkan, pemasarannya sudah mencapai ke luar negeri. Seperti Hongkong, Taiwan, hingga Jepang.

“Tentunya saya dibantu Pemkab Kendal. Mulai dari sertifikasi halal dan izin usaha. Kemudian kopi saya dikenal bupati Kendal. Saat ada pameran, saya selalu diminta untuk ikut memasarkan kopi Naik Kelas. Karena kopi ini berasal dari Kendal dan cita rasanya khas Kendal,” terangnya.

Sejak itu, bisnis kafe bernama Waroeng Tanjong yang berada di Jalan Tamtama, Nawangsari, Weleri ini berkembang pesat. Bahkan omzetnya kini mencapai Rp 22 juta hingga Rp 30 juta per bulan. Di kafenya, Tanjung juga memiliki tiga karyawan.

Saat ini, Tanjung tengah fokus melakukan inovasi untuk perkembangan kafenya. Tak hanya terjun di dunia perkopian, Tanjung juga mulai merambah dunia sirup.

“Rencananya pasti akan selalu mengembangkan kafe, terutama kebutuhan aset kafe. Tapi saya juga sedang mengembangkan produk sirup kafe,” beber pemuda yang pernah meraih juara 1 lomba Tekno Preneur 2022 ini.

Tak hanya itu, Tanjung juga menargetkan kopi Naik Kelas miliknya bisa merambah pasar minimarket. Itu untuk mem-branding kopi Kendal inovasinya. (dev/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya