RADARSEMARANG.COM – Sejak kecil, Ina Prihati Nur Islami sudah merasakan dirundung atau dibully oleh teman sebayanya. Namun hal itu tak membuatnya minder. Justru ia membuktikan dirinya dengan menorehkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional sebagai atlet para swimming (renang).
Ina Prihati Nur Islami lahir di Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Saat ini, ia tinggal bersama orang tua angkatnya, pasangan Beni Abdul Kholik dan Walminah, warga Ambarawa, Kabupaten Semarang.
Beni adalah Ketua National Paralympic Committee (NPC) Kabupaten Semarang. Belum lama lalu, Ina –sapaan akrabnya– mendapatkan satu medali perak dan dua medali perunggu di event ASEAN Para Games 2022 yang digelar di kolam renang Jatidiri, Semarang.
Walminah menceritakan, dirinya kali pertama bertemu Ina di Bedono. Saat itu, masa kecil Ina kerap mendapatkan bully dari teman sebayanya. Namun karena masih kecil dan polos, Ina tak menggubrisnya.
“Sering dibully Mas. Misalnya, ditinggal lari sama temen-temennya. Padahal kondisi Ina seperti itu. Tapi, Ina santai saja. Tetap jalan sambil ketawa-ketawa. Ya, mungkin saat itu masih belum merasakan kalau dibully, Mas,” ujarnya.
Perundungan tersebut terjadi hingga SMP. Nah, saat memasuki usia SMP ini, Ina mulai merasa malu dan minder. Bahkan, ia sempat tidak ingin sekolah lagi. Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan diri Ina. Misalnya, dengan menghubungi guru BK dan kepala sekolah, hingga mendatangi teman-teman Ina agar tidak melakukan hal yang sama. Sejak SMP itu, Ina mulai tinggal bersama Walminah dan keluarganya.
Ia mengakui didikannya kepada Ina termasuk keras. Hal ini agar Ina bisa kembali percaya diri dan tidak minder setiap bertemu orang lain. Salah satunya jika ada tamu di rumahnya, Ina selalu disuruh bersalaman dan membuatkan minum.
“Biar tidak terus-terusan malu bertemu orang lain, Mas. Saya juga menyuruh Ina tidak memakai celana panjang agar orang-orang tahu kondisinya,” katanya.
Saat di SMP itu menjadi titik awal Ina menjadi seorang atlet para renang. Awalnya, ia didaftarkan les renang oleh Walminah. Selain itu, Ina juga sering diajak melihat atlet para renang saat berlatih di Solo. Hal tersebut yang membuatnya termotivasi dan menekuni olahraga ini hingga sekarang.
“Kejuaraan pertama yang Ina ikuti adalah Peparprov 2018. Alhamdulillah ia langsung mendapatkan medali perunggu. Lalu, pada Peparprov 2019 mendaptkan medali perak,” kenangnya.
Prestasi Ina tersebut kemudian ditunjukkan kepada teman-teman SMP. Berkat prestasi yang diraih Ina itu, menyadarkan semua orang yang selama ini menyepelekannya. Ina yang memiliki keterbatasan ternyata bisa mengukir prestasi.
Walminah mengatakan, setelah Peparprov, ia mencarikan pelatih internasional untuk Ina. Pencarian pelatih sampai ke Klaten. Sesi latihan Ina pun semakin bertambah. Ia harus latihan rutin dua hari dalam seminggu. “Jadi benar-benar keras latihannya. Walaupun ada hujan lebat, latihan tetap lanjut,” katanya.
Berkat latihan yang dijalani di Klaten itu, Ina lolos seleksi dan menjadi atlet para renang Jawa Tengah di Peparnas 2021 Papua. Sayangnya, Ina tidak mendapatkan medali sama sekali. Sebab, nomor yang dipertandingkan tidak sesuai dengan spesialisnya.
Namun hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Ia dipersiapkan oleh pelatihnya untuk mengikuti ajang olahraga tingkat internasional. Dan terbukti di ajang ASEAN Para Games 2022 yang digelar di Solo dan Semarang, ia berhasil meraih dua medali perunggu dan satu medali perah di nomor 4×100 Medley Estafet, 50 meter Gaya Bebas, dan 100 meter Gaya Bebas.
“Saya latihan untuk ajang tersebut lebih dari sepuluh bulan. Dikarenakan saat itu sekolah masih online, sehingga memudahkan saya saat melakukan latihan,” ujar Ina.
Siswi SMA Negeri 1 Ambarawa ini mengatakan, banyak dukungan yang diberikan kepadanya. Terutama dari Ketua NPCI Kabupaten Semarang dan keluarga yang terus mendukung dirinya hingga saat ini. Dengan latihan keras yang dijalaninya selama ini, membuatnya kembali bersemangat dan terus berusaha menjadi yang terbaik.
“Jika kita punya cita-cita atau keinginan, jangan pesimis. Kekurangan fisik bukanlah jadi penghalang untuk terus belajar dan berdoa,” ungkapnya bijak.
Ia tidak menyangka bisa mendapatkan medali di ajang olahraga tingkat Asia Tenggara. Menurutnya, lawan yang paling susah untuk ditaklukkan dari Vietnam. Karena, menurutnya, kontingen dari Vietnam sudah unggul sejak dulu di cabang olahraga renang. Ke depan, Ina akan mengikuti Peparprov 2022 di Jawa Barat. (nun/aro)
