RADARSEMARANG.COM – Selama menjadi mahasiswa IAIN Salatiga, Agus Mujianto banting tulang demi membayar kuliah. Ia sempat berganti-ganti pekerjaan. Kini, ia menjadi influencer dengan 75 ribu pengikut. Hasil karyanya pun dibeli netizen hingga mancanegara. Terakhir, Gojek Indonesia membeli foto kue lekernya seharga USD 7,5.
Sosok sederhana pengendara motor Honda Astrea itu pernah mengajar les dengan upah Rp 25.000 untuk sekali pertemuan. Agus Mujianto juga pernah menjadi pelayan di restoran geprek, berjualan martabak mini di kampus, hingga membuat susu jagung. Semua dilakoni demi bertahan hidup sampai berhasil menyandang gelar sarjana.
Pemuda asal Banjarnegara itu tak pernah gengsi ataupun minder. Meski sibuk menyambung hidup, ia tetap aktif berorganisasi di pers mahasiswa. Ia juga memiliki bakat fotografi walaupun belum punya kamera DSLR.
“Pertama kali diajak ikut lomba Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) 2018 di UNS. Saat itu, saya pinjem kamera temen. Nggak nyangka bisa juara 3,” kenang pria yang akrab disapa Amji ini kepada RADARSEMARANG.COM.
Sebelum berkuliah, Amji sempat menjadi buruh pabrik di Karawang beberapa tahun. Setiap akhir pekan ia bereksplorasi dalam seni fotografi menggunakan modal kamera HP Sony yang hanya lima megapixel kala itu.
Namun Amji telah dipercaya para rekan kerjanya untuk mendokumentasikan berbagai kegiatan. Ia berkesempatan mengasah kemampuan memakai DSLR dari kamera milik orang-orang sekitar.
Usai menang lomba, ia mulai berkolaborasi dengan teman mahasiswa dan membuka jasa foto wisuda pada akhir 2018. Itu pun Amji masih menyewa kamera untuk memotret klien. Karyanya semakin dibanjiri apresiasi dan pujian. Akhirnya, ia memantapkan diri untuk membeli kamera DSLR.
Amji memperluas jangkauan. Ia juga membuka jasa foto produk, maternity, pre-wedding, hingga wedding. Ia bahkan sempat membentuk tim kolaborasi. Meski begitu, jasa foto tak selalu ada pesanan. Ia tetap berjualan martabak mini dan menitipkan ke kantin kampus.
Nahasnya, pandemi Covid-19 membuat kampus menonaktifkan kegiatan offline. Amji tak lagi bisa menitipkan dagangan. Ia mencari ide jualan lain dan menemukan susu jagung. Pemuda asal Banjarnegara itu pun mulai memasak setiap malam dan menitipkan ke pedagang pasar setiap pukul 03.00 pagi.
Pada 2020, Amji menyadari stok foto bagusnya masih sangat banyak ia memutar otak dan mulai menjual karyanya di marketplace shutterstock. Foto pertama yang laku di sana hanya dihargai USD 0,2 saja.
Akan tetapi, ia tak patah arang dan terus mengirim foto-fotonya. Kini, ia sudah menghasilkan sekitar USD 78 dari penjualan karyanya melalui platform digital. Total sebanyak 999 karya terjual atau diunduh di shutterstock dan freepik.
Selain di Indonesia, fotonya juga dibeli warga asing dari berbagai negara, seperti Amerika, Inggris, Ekuador, Filipina, dan Israel. Bahkan dengan bakatnya itu, belum lama lalu Amji diajak bermitra dengan pebisnis Indonesia di Australia.
“Memang secara materi jumlah uang segitu belum banyak, tapi karya kita dikenal dan banyak relasi terjalin dari sana,” tuturnya.
Tak sampai di situ, sejak 2021, ia menekuni pembuatan konten di akun Instagram-nya. Berbagai tips fotografi dan penjualan foto di platform digital dibagikan lewat microblog. Akhir tahun followers baru mulai membanjiri akunnya. Banyak ajakan untuk hunting foto dan belajar langsung padanya.
Ia pun membangun komunitas fotografi di Telegram dengan peserta sebanyak 2.452 orang. Dengan sukarela, ia mengarahkan para member di dalamnya agar karya mereka juga terjual di marketplace foto secara digital.
Berbagai seminar atau talkshow juga mengundangnya, baik dari komunitas, sekolah, hingga perguruan tinggi. Terakhir, ia diminta menjadi mentor fotografi anak-anak homeschooling.
“Prinsipku dengan berbagi apapun yang kita miliki, itu bakal bermanfaat. Dan kebahagiaan maupun energi positif yang kita bagikan itu terus berlipat ganda dan balik ke diri kita lagi nantinya,” katanya.
Meski semua macam fotografi pernah digelutinya, hingga kini foto wedding masih menjadi yang paling sulit dan melelahkan. Sementara foto produk dinilai cocok dengan kesibukannya. Ia bisa memotret produk sesuai waktu luangnya. Objek yang difoto pun benda mati. Tak jarang ia menyantap objek produk makanan yang dijepretnya. (taf/aro)