RADARSEMARANG.COM – Saat ini, banyak orang menggandrungi tanaman kaktus. Tak jarang, para kolektor kaktus harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah untuk satu pot tanaman kaktus kecil. Hal itu menciptakan peluang bisnis bagi Alex Bong, pembudidaya kaktus asal Dukuh Karanganyar RT 3 RW 2, Desa Tamangede, Kecamatan Gemuh, Kendal.
Berawal dari ajakan seorang teman, membuat Alex Bong fokus mengembangkan budidaya tanaman kaktus sejak 2019 lalu. Bahkan, hasil dari tanaman yang tahan cuaca panas ekstrem itu mencapai miliaran rupiah. Waktu itu, Alex Bong merasa heran dengan orang-orang penyuka kaktus. Dia bertanya-tanya, apa bagusnya tanaman berduri itu?
Lama-lama Alex Bong pun menemukan keunikan tanaman kaktus. Terlebih untuk jenis astrophytum, gymnocalycum, lophophora, dan ariocarpus. Alasan lain yang membuat Alex Bong fokus budidaya kaktus, karena tanaman itu bisa menghasilkan banyak uang. Selain itu, modal awal yang dikeluarkannya hanya Rp 10 juta.
“Keunikannya ada di corak yang timbul. Semakin bagus coraknya, semakin mahal harganya,” ungkapnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Saat ditemui di rumahnya, Alex Bong sedang sibuk menata dan memilah biji tanaman kaktus untuk dipindahkan ke wadah penyemaian. Di sana, ada beberapa kipas angin yang akan memberi kesegaran untuk kaktus kecilnya.
Adapun luas tempat budidaya kaktus miliknya hanya 140 meter persegi. Namun di sana ribuan tanaman kaktus terpajang nyata. Mulai dari biji hingga kaktus yang sudah siap dijual. Dengan hati-hati, dia merawat tanaman berduri itu. Selain itu, penyiraman tanaman kaktus juga tidak sembarangan.
Biasanya Alex Bong mengecek kondisi media tanam terlebih dahulu. Jika masih basah, dia tidak perlu menyiram tanamannya. Perawatan lainnya, tanaman kaktus itu tidak boleh langsung terkena sinar matahari. Adapun media tanam yang digunakan Alex Bong yakni campuran peat moss/ lumut gambut, batu apung, dan pasir malang.
“Jumlahnya ada ribuan kaktus di ruangan ini. Dan ini masih saya budidayakan. Belum ingin saya jual lagi,” kata ayah dua anak ini.
Alex Bong mengatakan, pemasaran kaktusnya sudah merata di seluruh Indonesia. Bahkan hingga Merauke. Selain itu juga luar negeri. Yakni, Malaysia, Singapura, hingga Vietnam.
Kendati begitu, saat ini dia sedang fokus membudidayakan tanaman kaktus, terutama jenis astrophytum. Itu karena, ada corak khusus yang menjadi satu hal unik dari jenis kaktus lainnya. Namun saat ini dia tidak menjual ke luar negeri lantaran belum sanggup memenuhi permintaan.
Harga tanaman kaktus milik Alex Bong bervariasi. Mulai Rp 10 ribu sampai Rp 3 juta. Kaktus paling mahal yang pernah dibeli pelanggannya mencapai Rp 15 juta. Itu membuat omzetnya bisa mencapai Rp 10 miliar dalam satu bulan.
“Astrophytum itu ada corak seperti huruf v. Jadi, semakin terlihat corak huruf v-nya, ya harganya semakin mahal. Karena rata-rata coraknya itu seperti titik-titik putih saja,” beber pria 45 tahun ini.
Budidaya kaktus itu dilakoninya sendiri. Dia mengaku, tidak ada kesulitan dalam perawatan. Dalam budidayanya, Alex Bong biasa menggunakan teknik stek. Rencananya, dia akan memperluas tempat budidaya dan ikut serta dalam kegiatan pameran atau expo lainnya. “Belum ada rencana merekrut karyawan. Kalau ada orang mau belajar budidaya ya saya mempersilakan,” katanya. (dev/aro)