31 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Cerita Perjuangan Loper Koran di Semarang yang Berhasil Naik Haji setelah Menabung Selama 15 Tahun

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Berkat ketekunan menabung selama 15 tahun, Subkan Efendi Suharjono dan istrinya Muslimah Rusdan Dasuki berhasil mewujudkan impiannya menunaikan ibadah haji tahun ini. Sehari-hari Subkan menjadi loper koran, sedangkan Muslimah berjualan di warung kelontong. Selasa (14/6) hari ini, keduanya bakal masuk Asrama Haji Donohudan, Boyolali.

Subkan Efendi Suharjono dan Muslimah Rusdan Dasuki terkejut saat RADARSEMARANG.COM menyambangi rumahnya, Senin (13/6) kemarin. Warga Jalan Tanjungsari RT 7 RW 5, Tambakaji, Ngaliyan ini tak menyangka perjuangannya bisa berangkat haji tercium media. “Kok njenengan tahu, Mas?” kata Subkan.

Sehari-hari pria 54 tahun ini memang menjadi loper koran. Namun siapa sangka, dari pekerjaannya itu, dia dan istrinya bisa beribadah ke Tanah Suci. Subkan mengaku, mendaftar haji pada 2011.

Ia semakin tergerak untuk mendaftar haji lantaran kerap mengantar koran di kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang. “Sering melihat orang daftar haji, kok di hati langsung muncul greget untuk bisa ke Tanah Suci,” ujarnya.

Nah, setelah memiliki uang Rp 50 juta hasilnya menabung, ia pun mendaftar untuk mendapatkan porsi haji. “Biaya mendaftar kan Rp 25 juta per orang,” katanya.

Sebelumnya, Subkan memang rajin menabung Rp 200 ribu-Rp 250 ribu setiap bulannya. Ia sisihkan penghasilan sebagai loper koran, termasuk pendapatan istrinya yang membuka warung kelontong kecil-kecilan di dekat SMP Negeri 16 Semarang di Ngaliyan. “Warung istri saya sempat kena gusuran,” akunya.

Subkan mengakui, saat tidak ada sisa uang karena kebutuhannya banyak, ia tidak menabung. Apalagi dia juga butuh dana banyak buat biaya sekolah dua anaknya. Bahkan, anak sulungnya kini sudah lulus dari Universitas Diponegoro (Undip), dan sudah diterima sebagai PNS di Kabupaten Rembang. Sedangkan anak kedua, kini kuliah di Fakultas Peternakan Undip. “Tapi, saya sudah niat naik haji, jadi harus bisa menabung,” ujarnya.

Pria yang menjadi loper koran sejak 1990 ini mengaku, saat ini pekerjaannya sebagai pengantar koran langganan kian hari semakin sulit. Sebab, banyak warga yang berhenti berlangganan koran. Di tengah gempuran media online, banyak warga yang beralih dari koran menuju ke portal berita. Meski demikian, ia tetap sabar dan tekun menabung demi ke Tanah Suci.

Setelah ditetapkan jadwal keberangkatannya Selasa (14/6) hari ini, sejak 1 Juni lalu, Subkan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan loper koran. Ia menyerahkan kepada temannya. “Saya punya 125 pelanggan. Sejak 1 Juni saya fokus haji, jadi loper koran saya serahkan ke teman,” ujarnya.

Ia berharap ketekunannya menabung serta niat yang tulus dapat memacu masyarakat dengan semua latar belakang optimistis dapat ke Tanah Suci. Subkan dan istrinya tergabung di kloter 16. Ia akan masuk Asrama Haji Donohudan hari ini pukul 08.00, dan terbang dari Solo ke Jeddah pada Rabu (15/6) pukul 04.50. “Mohon doanya, Mas. Diberikan kelancaran, kesehatan, dan menjadi haji yang mabrur,” harapnya.

Muslimah Rusdan Dasuki menambahkan, ia dan suaminya bisa menunaikan ibadah haji setelah menabung selama 15 tahun. Ia bersyukur, tahun ini bisa berangkat setelah sempat tertunda selama dua tahun. “Kami daftar 2011, seharusnya berangkat 2020 lalu. Tapi, karena pandemi, tertunda hingga tahun ini,” kata Muslimah sambil memperlihatkan perlengkapan haji.

Diakui wanita 52 tahun ini, sebelum berangkat ke Tanah Suci, ia dan suaminya sudah melakukan banyak persiapan. Keduanya tergabung di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama Kota Semarang. “Sudah ikut KBIH dan beberapa kali manasik haji. Termasuk persiapan fisik, mental, dan bekal agama,” katanya. (fgr/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya