26.4 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Emawati alias Cheche, Tetap Selesaikan Kuliah Meski Jadi Napi di Lapas Wanita Bulu

Umur 45 Tahun, Dapat Beasiswa dari STAB Nalanda Jakarta

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pendidikan tidak mengenal waktu, usia, dan tempat. Ilmu bisa di dapat dari mana saja. Salah satunya dari balik jeruji penjara. Emawati alias Cheche menjadi narapidana (napi) yang beruntung. Ia satu-satunya napi yang bisa menempuh pendidikan meski raganya terbelenggu.

IDA FADILAH, Radar Semarang

CHECHE mengenakan kaos berwarna merah saat wartawan RADARSEMARANG.COM datang ke Lapas Wanita Bulu. Rambutnya ia kucir rapi. Ia duduk di ruang bimbingan, ditemani laptop. Cheche tampak sibuk mengetik. Ya, narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Semarang ini sedang mengerjakan tugas kuliah.

Status narapidananya tak menghentikan upayanya menjadi seorang mahasiswa. “Ini berkah,” kata dia.

Tentu saja dia bangga. Ia bisa menyandang status mahasiswa, meski ia sedang terjerat pidana. Ia mengaku mendapat beasiswa dari Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda Jakarta. Kini ia sudah menjalani semester dua dan sedang mempelajari program obat herbal. “Goals-nya nanti jadi herbalis gitu,” ujarnya.

Saat semester pertama ia banyak menerima ilmu agama Budha. Namun kini semakin banyak ilmu kedokteran. Ia kuliah pada Senin hingga Kamis. Mata kuliahnya di antaranya anatomi, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, meditasi, herbal tunggal, dan lainnya.

Meski begitu, wanita asal Medan ini merasa mengalami banyak kesulitan. Pasalnya, ia butuh praktik, bukan sekedar teori semata. Terlebih dirinya belum pernah mempelajari bidang kesehatan.

“Yang jelas, kendalanya kan saya di dalam penjara, jadi sangat sulit karena kuliahnya lewat zoom,” jelasnya.

Apalagi aksesnya terbatas, ia harus pandai-pandai menyerap materi perkuliahan. “Di sini bukunya terbatas. Tapi untungnya materi kuliah dikasih PDF. Jadi ada bahan belajar,” lanjutnya.

Diraihnya beasiswa ini membuat Cheche bersyukur. Pasalnya, ia menjadi napi satu-satunya yang bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Apalagi di usianya yang sudah tidak muda, 45 tahun. Hal ini sejalan dengan harapannya yang ingin mendapatkan gelar saat keluar dari penjara.

“Apa yang saya minta dapat. Ini keajaiban. Tuhan kalau gak mengirim saya ke penjara, mungkin ya gak bakal dapat seperti ini,” kata wanita lulusan S1 Sastra Inggris ini.

Selama menjalani hukuman sejak Februari 2018 silam, Cheche berkiprah di dapur umum. Ia bertugas memasakkan makanan para napi. Di sela kegiatannya itu, ia isi dengan kuliah.

Cheche sendiri bisa menjadi napi dan dipenjara di Lapas Bulu, kisahnya cukup memprihatinkan. Ia mengaku menjadi korban penipuan temannya. Ketika itu ia ditangkap aparat kepolisian di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Ia baru saja landai dari Malaysia.
Ketika itu, kata dia, ia membawa gula batu dari Malaysia yang dipesan temannya untuk obat herbal. Ternyata yang ia bawa adalah narkoba. Cukup mengagetkan bagi Cheche, karena ia sama sekali tak mengetahui hal ini.

“Saya beli gula batu itu tidak sampai Rp 50 ribu. Ternyata ditukar narkoba yang nilainya kata mereka itu sampai Rp 1 miliar,” imbuhnya.

Karena dari luar negeri, Cheche dikira sebagai jaringan internasional. Sementara temannya tidak berhasil ditangkap karena sudah kabur. “Saya yang menanggung, vonis saya itu sebagai bandar lamanya 15 tahun penjara. Saat ini baru menjalani 4 tahun,” jelasnya. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya