RADARSEMARANG.COM – SMP Negeri 2 Pringapus, Kabupaten Semarang terpilih sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional. Sekolah ini memanfaatkan energi alam hingga pelarangan penggunaan plastik sekali pakai.
Saat memasuki lingkungan SMP Negeri 2 Pringapus langsung disambut dengan rimbunnya tanaman. Ditambah lagi dengan adanya taman di depan sekolah menjadikan lingkungan tampak cantik dan terasa adem. Di setiap sudut sekolah juga dipenuhi pohon berdaun rindang seperti Pohon Bhodi dan Pohon Kalpataru. Selain itu, di depan setiap kelas terdapat berbagai tanaman dalam pot yang digantung maupun ditanam di bawah.
Sulistyowati, guru yang mengurusi penilaian Sekolah Adiwiyata sekaligus Ketua Sekolah Sehat mengatakan, SMP Negeri 2 Pringapus memiliki perbedaan dengan sekolah lain dalam menciptakan lingkungan sekolah yang hijau. Di sekolah ini terdapat dua green house yang berada di sudut sekolah. Masing-masing green house dipergunakan untuk media tanaman bunga anggrek dan tanaman obat yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekolah.
“Green house tersebut selain menjadi media para siswa belajar, juga menjadi salah satu aspek penilaian Adiwiyata,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Selain itu, di sekolah ini juga terdapat beberapa pohon langka yang tersebar di area sekolah. Misalnya, Pohon Kalpataru, Pohon Bodhi, dan Pohon Tabebuya. Keberadaan pohon langka ini membuat suasana sekolah menjadi sejuk. Juga terdapat pembibitan tanaman hidroponik, seperti kangkung dan bayam.
“Kalau hidroponik itu kan harus ada treatment-nya, Mas. Itu yang bisa diajarkan kepada para siswa di sini. Bagaimana cara menanam dengan hidroponik,” imbuhnya.
Selain memberikan kesan yang hijau dan rindang dengan berbagai tanaman di sudut sekolah, pihak sekolah juga melarang penggunaan plastik sekali pakai. Para siswa diwajibkan untuk membawa botol minum dan tempat makan sendiri dari rumah. “Kita selalu berusaha untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada para siswa agar mereka dapat menerapkan pelestarian lingkungan hidup,” ungkapnya.
Di SMP Negeri 2 Pringapus juga memiliki Kader Adiwiyata. Kader-kader tersebut berasal dari para siswa. Mereka membantu untuk menjaga lingkungan hidup di sekolah. Kegiatan para Kader Adiwiyata meliputi piket harian, tim Jumantik (Juru Pemantau Jentik), serta piket kamar mandi dan lingkungan.
Sulistyowati mengungkapkan, untuk kader yang dipilih memang tidak dari siswa secara menyeluruh. Dikarenakan, setiap kelas terdapat tugas masing-masing di mana para siswa berperan di dalamnya.
“Jadi, kita tawarkan kepada mereka yang belum mendapatkan tugas piket kelas. Agar mereka semua bisa merasakan tanpa ada yang dobel job,” katanya.
Selain terdapat fasilitas green house, sekolah ini juga menerapkan pemanfaatan energi alam, dan itu juga masuk dalam penilaian Adiwiyata dari aspek konservasi energi. Misalnya, untuk konservasi air seperti IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah), di mana hal tersebut diterapkan di area musala sekolah.
Dari musala tersebut, air wudhu yang mengalir dialirkan untuk pengairan kolam lele. Kemudian konservasi energi yang lain, seperti memaksimalkan jendela dan atap kaca. Agar sinar matahari bisa masuk langsung ke kelas.
“Setiap guru mapel harus mencantumkan enam aspek Adiwiyata dalam pembelajaran sehari-hari. Dan juga harus terdapat dokumentasi kegiatannya,” tambahnya.
Diakuinya, semua hal yang berhubungan dengan Sekolah Adiwiyata tidak lepas dari dukungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang. Pihak DLH selalu mendukung dan mendampingi pihak sekolah untuk membentuk lingkungan hijau di wilayah sekolah.
Selain itu, DLH juga memberikan sejumlah bantuan sebagai upaya dukungan terhadap sekolah. Di antaranya, fasilitas tempat sampah yang sudah dipilah. Juga pemberian bibit pohon. “Sekolah kami juga dibuatkan enam sumur resapan yang tersebar di area sekolah,” ujarnya.
Ke depannya setelah mendapatkan predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional, pihaknya akan terus berusaha untuk menciptakan lingkungan sekolah yang semakin menghijau. Sehingga kondisi ini bisa memberikan kenyamanan bagi semua warga sekolah.
Pada 2022, kata dia, juga menjadi titik awal untuk SMP Negeri 2 Pringapus melakukan persiapan menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri. Untuk penilaiannya sendiri akan dilakukan pada 2023 mendatang. “Untuk saat ini kita fokus pemeliharaan fasilitas yang ada, Mas. Untuk inovasi sementara ini masih kita pikirkan lagi,” katanya. (cr5/aro)