RADARSEMARANG.COM – Hobi jika ditekuni ternyata bisa menghasilkan keuntungan ekonomis. Salah satunya membuat kerajinan tangan sulam pita. Dengan ketekunan dan keuletan produk kerajinan ini bisa menghasilkan uang dan digemari masyarakat.
Itulah yang dilakukan Siti Fadilah, warga Kalicari. Sudah lima tahun terakhir menekuni kerajinan tangan sulam pita. Tidak sembarangan, ia memadukan sulam pita ke dalam fashion. Sehingga, hasilnya lebih bagus, menarik dan bernilai ekonomis. Bahkan, hobinya tersebut terus berkembang dan menjadi salah satu produk UMKM.
“Sebenarnya sudah lama hobi sulam pita. Tapi baru 2017 memutuskan fokus dan keluar dari pekerjaan di pabrik garmen,” aku Siti Fadilah kepada RADARSEMARANG.COM.
Hanya dengan bermodalkan pita dan jarum. Keduanya tangannya begitu lihat lihai menyulam. Awalnya hobi tersebut dijalankan usai pulang dari bekerja. Hasil yang bagus dan unik, membuat teman dan lingkungan sekitar banyak yang memesan. Produk yang dihasilkan seperti pakaian, tas, sepatu, dan lainnya. “Biasanya membuat pola bunga untuk motif sulam pita,” ujarnya.
Sekarang ia banyak menyulam bunga krisan dan bunga matahari. Peminatnya terus bertambah meski ia belum cukup aktif di media sosial dan marketplace. Untuk mengerjakan sepatu membutuhkan waktu 2-3 jam. Sementara untuk pakaian sekitar 2 hari.
Bahkan saat ini ia tak lagi membutuhkan gambar pola sebelum menusukkan jarum ke media sulam. “Gambaran pola sudah ada di kepala. Jemarinya tinggal mengarahkan jarum mengikuti naluri seninya,” tambahnya.
Dalam satu sepatu flat biasanya bisa memuat lebih dari lima sulaman bunga krisan. Sedangkan untuk matahari biasanya minimal dua Bungan lantaran ukurannya cenderung lebih besar. Untuk sulam pita di pakaian biasanya dibuat di bagian lengan. Sekitar leher atau bagian dada dan di ujung bawah pakaian. Biasanya ia memilih menggunakan blouse, kaos, atau kemeja berwarna polos untuk disulam dengan pita.
“Pengerjaannya memakan lebih banyak waktu karena media kain pada pakaian lebih sulit disulam. Apalagi jika di bagian lengan memerlukan konsentrasi dan jam terbang tinggi. Lalu dikerjakan dengan suasana hati yang senang,” akunya.
Banyaknya orderan membuatnya kewalahan. Dila terpikir untuk mengajak ibu-ibu PKK. Dua bulan terakhir ibu-ibu PKK dari semua RW ikut mencoba menyulam. Ia menjadi mentor bagi para peserta.
Mereka yang serius dan berpotensi direkrut Dila untuk ikut menggarap orderan. Sebagian menyulam pita di flat shoes, Sebagian lainnya menggarap sulam pita di pakaian. Mereka tampak menikmati hobi baru. “Sekarang ada sekitar 15 anggota PKK yang aktif di UMKM Mbak Dila,” tambah Ketua PKK Kalicari, Sri Hartini. (taf/fth)