RADARSEMARANG.COM – Solbi Shinawarta sudah berlangganan koran Jawa Pos Radar Semarang sejak 1999. Ia lebih senang membaca berita di lembaran kertas ketimbang layar handphone.
Pagi itu, Solbi Shinawarta sedang sibuk membaca koran di teras rumahnya di Jalan Rasamala Barat Dalam No 263-B Banyumanik. Sesekali ia membolak-balikkan koran untuk mencari sambungan berita. Bagi Solbi, membaca koran sudah menjadi rutinitasnya setiap bangun tidur.
Kepada koran ini, ia mengaku sudah berlangganan koran Jawa Pos sejak 23 tahun lalu. Hampir setiap pagi, loper koran RADARSEMARANG.COM mendatangi rumahnya. “Koran sudah menjadi bagian dari hidup saya. Kalau bangun tidur yang saya cari ya koran,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Berawal dari temannya yang menjadi agen koran. Solbi –sapaan akrabnya— mulai mencintai koran. Bahkan ia tidak pernah berhenti berlangganan. Saat ada kenaikan harga pun ia tetap menjadi pelanggan setia.
“Awal dulu Radar Semarang belum ada, jadi masih Jawa Pos saja. Harga langganannya sekitar Rp 40.000 per bulan,” kenang Solbi.
Pria 48 tahun ini merasa koran adalah jembatan informasi yang paling baik. Walaupun saat ini semua informasi bisa diakses melalui internet, Solbi tetap setia dengan koran. Selain karena berita di media online rawan hoaks, matanya juga akan terasa perih ketika berlama-lama melihat handphone. Baginya, koran adalah segalanya. Perkembangan internet yang semakin maju tidak mempengaruhinya untuk berhenti membaca koran.
“Kalau di koran beritanya sudah mesti fakta. Wartawan kan pasti liputan ke lapangan dulu, jadi tidak mungkin hoaks. Saya juga lebih seneng baca langsung di kertas gini dari pada lewat handphone, malah pusing,” katanya.
Solbi mengaku jengkel ketika korannya tidak diantar oleh loper. Sebab, ia bingung mengisi waktu yang kosong ketika bangun tidur. Namun ia memaklumi pekerjaan loper koran yang harus bangun pagi. Saat musim hujan, loper koran kerap telat mengirim koran, bahkan bisa jadi diantar hari berikutnya.
“Biasanya kalau nggak dikirim, hari berikutnya didobel. Saya kan nggak langganan koran lain, hanya dari Jawa Pos saya mendapatkan informasi,” akunya.
Ayah dua anak ini mengaku senang ketika membaca koran RADARSEMARANG.COM. Selain penggambaran beritanya tajam, penulisannya juga rinci. “Bahasanya lugas dan mudah dipahami, jadi ketika dibaca itu enak,” katanya.
Selain itu, Jawa Pos Radar Semarang menyajikan berita sesuai dengan daerah edarnya. Jadi, bisa mendekatkan masyarakat dengan kesehariannya. Hal ini membuat Solbi enggan berpindah ke koran lain.
Pemilik warung Bakmi “Cak Jono” ini selalu menanti halaman Metropolis mengenai perdagangan. Bahkan ia menginginkan rubrik tersebut ada setiap hari. “Saya kan jualan, jadi seneng kalau baca berita tentang sembako naik atau turun. Saya jadi bisa siap-siap untuk menyetok barang dagangan. Kalau bisa rubrik seperti itu ditambah, saya akan jadi tambah giat bacanya,” jawabnya sambil tertawa.
Tak hanya itu, suami dari Sella ini terkadang membawa koran RADARSEMARANG.COM untuk dibaca di warungnya di Jalan Karangrejo Raya, Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik.
Diakui, minat baca dari karyawan dan pembeli juga tinggi. Tak jarang mereka ikut membaca koran yang disediakan di warungnya. Ketika ia lupa membawa koran ke warung, pelanggannya selalu menanyakannya.
Ayah dari Amin dan Siti ini mempunyai pengalaman unik selama berlangganan koran RADARSEMARANG.COM. Pengalamannya ini mungkin tidak pernah dirasakan oleh pelanggan koran lainnya.
“Saya dulu pernah diundang untuk datang ke kantor dan menjadi pembicara di RADARSEMARANG.COM. Dulu juga sempat warung makan saya diliput RADARSEMARANG.COM,” katanya bangga.
Ia mengaku senang dengan pelayanan dari RADARSEMARANG.COM. Solbi menilai koran langganannya ini selalu memperhatikan rakyat kecil, serta agen dan pelanggannya yang loyal. (cr4/aro)