RADARSEMARANG.COM – Dalam berbisnis dibutuhkan kreativitas. Seperti yang dilakukan Yuzmanto. Ia membuka warung bakso unik. Namanya bakso wajan. Penyajiannya menarik pakai wajan mini. Warungnya pun langsung ramai.
Warung bakso wajan berlokasi di bilangan Bukit Gondoriyo, Ngaliyan, Semarang. Bangunan warungnya tidak terlalu besar. Namun setiap hari selalu dipenuhi pengunjung. Terlihat sepeda motor yang terparkir berderet. Juga pengunjung bermobil.
Bagi Anda pecinta kuliner, menu satu ini jangan sampai dilewatkan. Pentol bakso, mie, tahu, thethelan, dan guyuran kuah kuning itu disajikan dalam wajan berukuran mini.
“Untuk ukuran wajannya hampir sama dengan diameter mangkok. Cukuplah untuk satu porsi bakso ataupun mie ayam,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Yuzmanto yang biasa disapa Mas Yuz mengatakan, ada dua menu andalan yang disukai oleh pelanggannya. Yakni, bakso wajan galak dan bakso wajan campuroso. Bakso wajan galak adalah olahan daging sapi yang dibentuk kerucut menyerupai tumpeng. Kemudian bakso yang berbentuk tumpeng tersebut diguyur dengan kuah kaldu sapi yang bercita rasa pedas.
Sedangkan bakso wajan campuroso dibuat limited edition. Berbeda dengan bakso wajan galak yang berbentuk kerucut, bakso wajan campuroso dibuat dengan ukuran sedang dengan varian empat rasa yang unik disatukan dalam satu wajan. Varian rasanya adalah keju, telur, pedas lombok, dan daging cincang.
“Kalau bakso wajan campuroso biasanya cepat habis. Karena kami membuatnya terbatas. Jadi, biasanya pelanggan suka ngechat via WA dulu supaya kebagian,” ujar pria asli Gondoriyo, Ngaliyan ini.
Selain dua menu tersebut. Ada banyak menu lain yang menggoda selera. Seperti bakso wajan manak, mie ayam bakso jeroan, mie ayam bakso wajan, dan lainnya. Harga kuliner ini cukup terjangkau. Bakso wajan mulai Rp 13 ribu-Rp 24 ribu per porsi. Sedangkan mie ayam mulai Rp 8 ribu-Rp 24 ribu per porsi.
Bapak dua anak ini mengaku, ide membuka usaha bakso wajan ini muncul saat mengantar Handayani, istrinya, berbelanja di Pasar Johar. Ketika itu, ia tak sengaja melihat wajan-wajan mini yang dijual di pasar.
Melihat wajan yang bergelantungan dengan berbagai ukuran itu, Yuzmanto mendapat ide untuk menjual bakso yang dihidangkan dengan wajan. Akhirnya, ia pun nekat membeli selusin wajan mini tersebut.
“Awalnya tidak ada rencana untuk menjual bakso. Muncul ide ya saat belanja di Pasar Johar itu. Saya coba beli selusin wajan dulu,” cerita pria yang menggunakan nama panggilan istrinya sebagai nama warungnya.
Ia sendiri tidak punya pengalaman di bidang usaha kuliner. Awalnya, Yuzmanto adalah pegawai salah satu bank di Kota Semarang. Namun karena istrinya memiliki hobi masak-memasak, ia pun resign dari kantornya, dan fokus merintis warung bakso wajan.
Warung bakso unik yang dirintis sejak 2019 itu biasa buka mulai pukul 11.00 hingga waktu salat isya. Sedangkan pada weekend atau hari libur, tutupnya lebih cepat, sekitar pukul 15.00 atau saat waktu salat ashar. Saat ini, Yuzmanto sudah memiliki empat karyawan tetap. “Alhamdulillah tiap hari kami bisa menghabiskan 200 hingga 300 porsi bakso dan mie ayam wajan,” katanya penuh syukur. (mg6/aro)