30.4 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Mahasiswa Undip Ini Sukses Berbisnis Jasa Live Streaming di Masa Pandemi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Pandemi kerap menjadi hambatan bagi para pebisnis. Namun hal ini ini tidak berlaku bagi Nafuan Habib Fauzi. Mahasiswa semester 5 Fisip Universitas Diponegoro (Undip) ini justru menemukan peluang usaha tepat ketika usahanya berada di ujung tanduk.

Nafuan Habib Fauzi, Anak pertama dari dua bersaudara. Pria yang akrab disapa Naufan ini mulanya seorang fotografer freelance. Minatnya terhadap bidang bisnis mulai muncul ketika duduk di bangku SMA. Hal tersebut terjadi atas dasar ketidaksengajaan.

Berawal dari habisnya stok penyewaan televisi untuk Event Organizer Wedding milik ayahnya. Saat itulah muncul ide untuk menyewakan televisi satu-satunya di rumah sebagai solusinya.

Sejak itu, Naufan mulai membuka penyewaan televisi dengan menggaet beberapa EO yang ada di Semarang. Tak disangka-sangka, bisnisnya yang diberi nama Flatters kian dilirik masyarakat. Dalam waktu singkat, beberapa orderan baru diperoleh. Hal tersebut memaksa ia untuk menambah unit televisi penyewaannya.

“Awalnya hanya punya satu televisi. Tapi, karena muncul orderan lain, mau tidak mau aku menambah unit baru dengan hasil fee sebelumnya,” ungkapnya.

Hari demi hari, bisnis penyewaan televisinya semakin berkembang. Hingga tepat ketika pandemi melanda, bisnisnya mengalami penurunan. EO yang biasanya bekerja sama dengannya terpaksa menghentikan orderan sewa untuk sementara waktu. Mengingat waktu itu pemerintah memberlakukan larangan kepada masyarakat untuk tidak membuat kerumunan.

Naufan mengaku, dirinya sempat merasa putus asa. Bahkan, ia mengalami titik di mana tidak memperoleh orderan sama sekali. Puncaknya, ia berencana untuk menutup usaha penyewaan ini. Tetapi, di hari yang sama, ia menemukan inovasi baru untuk mengubah bisnis penyewaan menjadi jasa live streaming.

“Mengingat mitra kerjaku sebelumnya banyak yang berasal dari Wedding Orgaziner, jadi aku merasa ada peluang di sana. Terlebih kondisi di saat pandemi mengharuskan kegiatan yang melibatkan banyak orang dialihkan menjadi bentuk virtual, sehingga aku yakin jasa live streaming ini bisa jadi pilihan,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Inovasi yang ditawarkan Naufan ternyata mendapat respon postitif dari berbagai pihak. Mulai dari acara wisuda, seminar, hingga kegiatan pemerintahan. Bahkan, salah satu acara besar seperti launching vaksinasi yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menggunakan jasanya.  Sekarang ini, orderan yang diperoleh Naufan dalam sebulan berkisar mulai 4 hingga 15 event.

“Melihat besarnya angka pesanan, akhirnya aku memutuskan untuk membentuk tim yang terdiri atas 12 orang. Ada yang bertanggungjawab sebagai admin, kameramen, operator, maupun beberapa job lainnya,” jelasnya.

Proses pengembangan bisnisnya pun pernah mengalami beberapa kendala. Salah satunya ketika pelaksanaan event dengan konsep outdoor mendadak turun hujan. Hal ini menyebabkan beberapa alat terkena air hujan.

Sehingga acara mengalami putus koneksi untuk beberapa kali. Syukurnya, kejadian tersebut justru menjadi perubahan dan evaluasi Naufan serta tim untuk event selanjutnya.

“Selain itu, saya pernah mengalami kerugian. Waktu itu, uang yang masuk hanya pas untuk membayar gaji karyawan aja. Bahkan sempat saat megang suatu event, saya sama sekali tidak memegang uang. Buat beli bensin mobil aja sampai ketar-ketir,” kenangnya.

Meski harus mengalami berbagai kendala, kini, bisnis yang dijalani sudah mulai stabil. Untuk satu event Live Streaming Wedding dipatok mulai dari Rp 4 juta sampai dengan Rp 15 juta tergantung permintaan klien. Sedangkan di skala instansi, Flatters mematok harga mulai Rp 10 juta. Omzet yang diperoleh dalam waktu satu tahun terakhir pun cukup fantastis, berkisar Rp 250 juta.

Naufan mengaku, akan terus mengembangkan bisnis yang dimiliki. Menjadi partner broadcast dari stasiun televisi merupakan tujuan yang ingin dicapainya. Ia berharap, Flatters, dapat menjadi solusi untuk masyarakat yang hendak mengadakan event baik luring maupun daring.

“Singkatnya, stasiun televisi luar kota, seperti Jakarta, tidak perlu mengerahkan tim broadcast terlalu banyak untuk event-nya. Karena kami hadir untuk menjadi solusi. Terlebih bila event diselenggarakan di Jawa Tengah, khususnya Semarang, Jogja, dan Solo,” tuturnya.

Namun di tengah kesibukannya membangun bisnis, Naufan tidak melupakan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa. Ia berkomitmen untuk tetap menjadikan studi sebagai prioritas utamanya. Mengingat, orangtuanya sudah mendukung bisnisnya walau pun bukan dari segi materi.

“Walaupun modal Flatters memang sepenuhnya dari aku tanpa campur tangan orang tua. Tapi aku bersyukur banget punya orang tua yang mendukungku, dan aku nggak mau mengecewakan mereka. Bapak pernah bilang ke aku, Kamu sudah berkomitmen kuliah, jadi harus selesai. Tapi bisnis ini juga harus tetap jalan,”

“Jadi, aku selalu berusaha yang terbaik untuk bisnis maupun studiku. Karena keduanya sama-sama nggak bisa dikesampingkan, dan harus berjalan beberangan,” tandasnya. (mg10/mg12aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya