RADARSEMARANG.COM, Museum Ranggawarsita, Semarang kembali menambah koleksi pameran. Koleksi baru itu merupakan hibah dari Ida Suhardja, kolektor benda bersejarah.
DEVI KHOFIFATUR RIZQI, Radar Semarang
DI ruang pameran museum, tampak koleksi benda-benda bersejarah. Mulai dari zaman praaksara hingga zaman aksara. Semua koleksi benda bersejarah itu tertata rapi dan terawat oleh pihak museum.
Jumat (29/10) kemarin, Museum Ranggawarsita menerima hibah benda bersejarah. Antara lain, keramik china, megaphone, senjata zaman VOC, alat pembuat apem, pemukul gong, guci antik, samurai, serta beberapa furniture. Dalam koleksi itu, keramik China menjadi koleksi yang paling tua. Karena sudah ada sejak abad ke-10 Masehi. Kemudian, senjata masa kolonial (VOC) sudah ada sejak abad ke-19 Masehi.
“Sebenarnya, kami menerima sekitar 50-an benda bersejarah. Tetapi yang layak masuk pameran museum hanya 30-an benda saja,” kata Kepala Museum Ranggawarsita Jawa Tengah Joko Witcaksono kepada RADARSEMARANG.COM.
Joko mengatakan, koleksi baru di museum itu merupakan hibah sukarela dari seorang wanita paro baya yang gemar dengan hal-hal berbau sejarah. Dialah Ida Suhardja. Ia punya banyak barang kuno warisan orang tuanya. Karena nenek moyangnya dari Tiongkok, koleksi terbanyak Ida adalah guci. Tak heran, jika banyak guci dan keramik miliknya yang dihibahkan ke Museum Ranggawarsita.
Berkat hibah dari Ida Suhardja, koleksi benda bersejarah di Museum Ranggawarsita kini mencapai 60 ribuan buah. Pihak museum, terus merawat dan memelihara cagar budaya itu agar bisa dinikmati oleh masyarakat. Selain itu, pihak museum juga menerima benda kuno dari masyarakat. Tentu benda yang akan disumbangkan harus mengandung nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan. Adapun nilai paling tinggi adalah nilai sejarahnya.
“Kami juga menerima benda bersejarah dari masyarakat yang mau menyumbangkan. Kami akan sangat senang dan akan kami jaga cagar budaya itu,” jelas Joko setelah menerima hibah benda bersejarah.
Dalam acara serah terima benda bersejarah itu, turut hadir Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Yuni Astuti. Yuni berkeliling ruang pameran dengan semangat. Ia penasaran dengan koleksi baru Museum Ranggawarsita.
Diakuinya, ia baru kali pertama berkunjung ke museum saat pandemi. Lantaran selama ini Museum Ranggawarsita ditutup penuh dari kunjungan.
“Ini sangat bagus. Pihak museum juga memberikan wisata edukasi virtual kepada para pengunjungnya. Meski tidak se-marem kalau lihat langsung ya,” ungkapnya antusias.
Yuni berharap, museum ini bisa menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat. Khususnya masyarakat Jawa Tengah. Sebab, ada berbagai nilai sejarah, pendidikan, serta nilai riset yang bisa dikembangkan. Rencananya, Museum Ranggawarsita akan dibuka untuk umum pada November mendatang.
Saat ini, pihak museum pun tengah menyiapkan barcode PeduliLindungi. Selain itu, para pelajar SD hingga perguruan tinggi bisa berkunjung ke museum dengan beberapa aturan yang harus dilakukan.
“Nah, nantinya kita akan buka secara bertahap. Jadi tidak segeruduk rombongan masuk,” ungkap Joko. (*/aro)