27 C
Semarang
Sunday, 24 August 2025

Bantu UMKM Naik Level, Tiga Mahasiswa Udinus Ciptakan Aplikasi Culture Academy

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Tiga mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) menciptakan aplikasi Culture Academy Indonesia. Platform ini untuk membantu meningkatkan kualitas dan pemasaran produk kerajinan dari para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Aplikasi Culture Academy Indonesia dikembangkan oleh Hendriansyah, Rachel Patricia, dan Steven Adi Santoso. Mereka adalah mahasiswa Prodi S-1 Sistem Informasi Udinus. Ketiganya saling berbagi tugas. Hendriansyah sebagai CEO dan Frontend Developer, Rachel sebagai Chief Operating Officer, dan Steven sebagai Chief Marketing Officer.

Menurut Hendri –sapaan akrab Hendriansyah–ide awal pembuatan aplikasi ini setelah melihat  potensi kerajinan UMKM di Indonesia sangat besar, namun produktivitasnya masih rendah. Penyebabnya, karena pelaku UMKM di Indonesia rata-rata belum mengetahui akses market untuk memasarkan produk kerajinannya.

“Dari situ akhirnya tercetus membuat aplikasi Culture Academy Indonesia ini,” kata Hendri kepada RADARSEMARANG.COM.

Dalam platform tersebut, Hendri membaginya dalam tiga kelas.  Kelas pertama create untuk UMKM yang baru memulai bisnis.  Kelas kedua accelerate untuk UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya. Dan kelas ketiga scale-up untuk UMKM yang ingin membesarkan bisnis menjadi sebuah perusahaan besar.

“Tujuan kami membuat aplikasi ini ingin membantu para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan, dan membangun ekosistem yang terpercaya dan profitable di bidang pengembangan UMKM di Indonesia,” ungkapnya.

Dikatakan, dalam aplikasi ini, juga terdapat layanan yang membantu UMKM naik level. Ia memberikan layanan modul dalam bentuk video pelatihan yang disusun sesuai dengan standard product export yang telah divalidasi langsung oleh perusahaan terkemuka di dunia ekspor.

“Kami juga memberikan layanan live class sebulan empat kali. Saat live class, mentor akan menjelaskan modul dan tugas yang harus diselesaikan oleh UMKM tersebut,” imbuh Rachel Patricia.

Ditambahkan, di aplikasi juga diberikan layanan untuk mentoring one on one dengan mentor pilihan yang sesuai dengan jenis permasalahan yang dialami UMKM tersebut. Ada juga and last but not least yang memberikan layanan bagi para UMKM yang produknya siap untuk didistribusikan ke market. Pihaknya akan membantu menghubungkan UMKM dengan perusahaan yang siap membeli produk mereka.

“Untuk mentor kita menggandeng berbagai perusahaan seperti Wise Co, Katon Indonesia, RM Synergi, dan masih banyak lagi,” akunya.

Steven menambahkan, hingga saat ini total UMKM yang bergabung di aplikasi Culture Academy Indonesia mencapai 438 UMKM. Dari jumlah itu, UMKM yang aktif dan telah berhasil ekspor sebanyak 235 UMKM.

Pihaknya juga telah bekerja sama dengan 46 desa untuk membantu UMKM setempat. Tercatat, distribusi pendapatannya mencapai Rp 1,1 miliar.  “Saat ini, kami juga sudah berpartner dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Kemenparekraf,” ungkap Steven.

Ia mengaku tidak mengalami kesulitan mengelola aplikasi ini. Sebab, ia dan dua temannya adalah orang-orang yang memiliki pengalaman yang cukup baik dalam mengembangkan industri ekonomi kreatif ini.

Hendriansyah selaku CEO dan Founder mempunyai pengalaman dua tahun di dunia ekspor produk kerajinan.  Pun dengan Rachel, memiliki banyak pengalaman sebagai Chief Operating Officer dan Steven sebagai Chief Marketing Officer.

“Kami founder yang sudah kenal cukup lama, cukup baik, dan kami sama-sama memiliki visi yang sama yaitu ingin membuat UMKM Indonesia naik level, dan menjadikan produk UMKM Indonesia  mampu bersaing di pasar internasional,” tuturnya.

Ia mengaku sudah menerima ratusan penghargaan di tingkat nasional hingga internasional. Bahkan dalam waktu dekat ini, mereka akan melakukan pitching di Melbourne Australia. Aplikasi Culture Academy Indonesia ini juga terpilih mengikuti Apresiasi Kreasi Indonesia 2021. Program ini untuk pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran.

Hendri menambahkan, terpilihnya aplikasi Culture Academy Indonesia ini setelah menyisihkan 4.251 pelaku ekonomi kreatif yang mendaftar. Dari jumlah itu, hanya terpilih 68 finalis pelaku ekonomi kreatif yang dapat ikut kegiatan Apresiasi Kreasi Indonesia 2021. Total finalis di seluruh Indonesia ada 422 pelaku usaha ekonomi kreatif.

“Melalui kegiatan ini kami mampu membangun jaringan lebih luas lagi, karena berkesempatan bertemu dengan pelaku ekonomi kreatif lain. Kami juga ada rencana untuk berkolaborasi dengan peserta lain dalam mengembangkan produk bersama,” jelas Hendri. (cr5/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya