27.7 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Mengenal Sosok Rusmadi, Sopir Angkot Semarang yang Gratiskan Tarif Penumpang Setiap Jumat

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Transportasi umum banyak yang kesulitan mendapatkan pemasukan. Apalagi setelah maraknya transportasi online dan selama PPKM. Namun sopir angkutan kota (angkot) bernama Rusmadi ini justru menggratiskan penumpangnya setiap Jumat.

Di kaca pintu angkot warna oranye itu tertempel kertas bertuliskan “Setiap Jumat Gratis Berkah Barokah”. Tulisan yang sama ditempel di kaca belakang. Hal itu Rusmadi lakukan setiap Jumat. Seharian full narik, penumpangnya gratis..tis..Apa nggak rugi?

Ya, ini untuk membantu masyarakat saja, Mas. Apalagi selama pandemi sekarang ini, semuanya serbasusah. Itung-itung untuk bekal akhirat nanti,” kata Rusmadi kepada RADARSEMARANG.COM.

Sehari-hari pria 54 tahun ini melayani trayek Johar-Mangkang. Ia sengaja pasang tulisan di kaca pintu dan kaca belakang agar penumpangnya tahu. ” Setiap hari Jumat kita tempeli. Hari Jumat hari baik untuk sedekah. Ya, sebetulnya semua hari baik, dan sedekah bisa dilakukan setiap waktu,” ujarnya.

Warga Jalan Taman Sri Widodo Utara, Kelurahan Purwoyoso, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang ini mengaku menggratiskan penumpangnya setiap hari Jumat telah dilakukan sejak lima tahun lalu. Di tahun pertama awalnya hanya setiap Jumat Kliwon atau selapan sekali (selapan=35 hari, Red).

“Selama setahun hanya tiap Jumat Kliwon saja. Tapi, sejak empat tahun terakhir menjadi seminggu sekali. Pikir saya sebulan sekali terlalu lama, jadi tak ubah seminggu sekali,” bebernya.

Apa yang dilakukan ini mendapat dukungan dari istrinya, yang kini telah meninggal. Termasuk dukungan dari anaknya, yang juga memberikan dukungan sedekah nasi bungkus. Sebab, apa yang dilakukan murni untuk bersedekah dan untuk membantu meringankan beban masyarakat, utamanya penumpang yang berasal dari kalangan ekonomi bawah.

“Pesan almarhumah istri saya gitu. Anak juga dukung, bisa dilakukan seminggu sekali. Kami tak hanya cari rezeki, namun yang utama berkah dari Allah,” ujarnya.

Menurut pria yang akrab disapa Pak Rus ini, penumpang angkutannya rata-rata warga kelas menengah ke bawah. Seperti buruh pabrik dan pedagang keliling. Tentu mereka merasa senang.

Diakui, masih ada saja penumpang yang tetap memaksa untuk membayar. Biasanya, ia menolak dengan halus.  “Ya, mungkin mereka takut saya rugi. Tapi, tetap saya tolak dengan sekuat hati, karena sudah menjadi niatan hati saya. Bagi saya, itu sudah rezeki mereka,” terangnya.

Nyatanya, apa yang dilakukan Rusmadi ternyata tak membuatnya rugi. Buktinya, di luar hari Jumat, ia bisa membawa penumpang empat kali pulang-pergi (PP) dalam sehari. Total pendapatan kotor Rp 250 ribu. Ia tak perlu setoran. Sebab, armada yang dipakainya sekarang miliknya pribadi yang dibelinya dari uang tabungan.

Alhamdulillah tidak rugi. Bensin untuk angkot saya sisihkan dari rezeki kemarin. Kebutuhan keluarga juga cukup,” kata bapak dua anak ini.

Menurutnya, manfaat paling penting yang diperolehnya adalah ketenangan hati. Melihat penumpang tersenyum senang dengan layanan itu sudah cukup baginya. Perasaan itu sebelumnya tak pernah ia rasakannya selama 39 tahun menjadi sopir angkot.

Seneng luar biasa, apalagi saat penumpang penuh. Justru bagi saya merasakan rugi ketika Jumat itu sepi penumpang,” ujarnya.

Selain gratis di hari Jumat, Rusmadi juga tak memungut biaya bagi penumpang disabilitas. Pelayanan gratis ini berlaku setiap hari. “Kalau teman-teman disabilitas selalu gratis setiap hari, Ini bentuk kepedulian saya kepada mereka. Ya, semata-mata untuk membantu mereka juga,” katanya.

Rusmadi tak memungkiri. Apa yang dilakukan ini menimbulkan pro dan kontra dengan sesama pengemudi angkot. Ada yang mendukung, ada pula yang mencemooh. Karena dianggap merugikan sopir angkot trayek yang sama.

Ya, saya jelaskan. Saya tidak membuat woro-woro menggratiskan penumpang. Cuma lewat kertas tertempel di angkot. Bukan memanggil penumpang untuk naik angkot gratis. Jadi, terserah maunya penumpang saja,” ujarnya.

Justru banyak penumpang salut terhadapnya. Bahkan mereka tetap bersikeras untuk membayar. Rata-rata tarif trayek Mangkang-Johar Rp 8 ribu. Mereka ingin membayar sejumlah uang tersebut. Namun Rusmadi tetap menolak.  “Saya tolak karena sedari awal niat ibadah. Saya hanya minta doakan saja biar saya dan keluarga sehat,” harapnya.

Meski ada yang menolak, namun juga mendapat apresiasi dari para sopir truk dan warga di jalan. Mereka juga memberikan acungan jempol kepadanya saat berpapasan di traffic light.

“Biasanya di Kalibanteng, mereka lihat tulisan di angkot lalu acungkan jempol ke saya. Selama saya masih bisa hidup dan mampu, ya akan saya gratiskan,” tekadnya. (mha/aro)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya