RADARSEMARANG.COM, Berada di balik jeruji besi tentu sangat membosankan. Untuk mengusir rasa jenuh, selain diberikan pembinaan kemandirian, para narapidana juga diberi fasilitas berupa wadah untuk menyalurkan bakat dan hobi. Salah satunya dengan membentuk kelompok band.
IDA FADILAH, Radar Semarang
SEBANYAK 15 narapidana itu tampil memukau di atas panggung. Mereka terlihat begitu enjoy memainkan musik dan berdendang, seakan lupa jika berada di penjara. Saat tampil, mereka mengenakan ikat kepala, seragam kaos bertuliskan Alpasis Band berbalut baju surjan lurik, serta jarik batik yang dipakai sebagai bawahan. Tak lupa mengenakan masker. Sebagian personel kelompok band ini juga tampak memiliki tato di badannya.
Ya, begitulah penampilan grup band narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Kedungpane, Semarang. Di lapas ini memang terdapat wadah untuk menampung bakat bermusik para narapidana.
Menurut Kepala Lapas (Kalapas) Kedungpane Semarang Supriyanto, band narapidana ini terbentuk sejak setahun lalu. Tujuannya, untuk mengasah bakat serta menyalurkan minat dan hobi para narapidana di bidang musik dan tarik suara.
Dikatakan, terbentuknya band itu berawal dari ide para narapidana yang ingin menyalurkan kreativitasnya. Selain memiliki background pemain musik, bakat mereka sudah terasah sebelum tersandung kasus hukum.
“Mereka di luar sudah biasa bermusik. Di dalam lapas itu bukan berarti mereka harus kehilangan kreativitasnya, maka terbentuk band ini dengan anggota 15 personel,” kata Supriyanto kepada RADARSEMARANG.COM.
Dalam seminggu, mereka latihan tiga kali. Aliran musik yang dimainkan pun beragam. Mulai pop, dangdut, campursari, hingga keroncong. Alpasis Band juga sudah menciptakan lagu berjudul Goyang Alpasis. Lagu ini memiliki pesan tetap berkarya meski dalam keterbatasan penjara.
“Lagu ciptaannya baru satu. Goyang Alpasis ini isinya semangat untuk selalu berkarya dan bisa bahagia bersenang-senang, bergoyang bersama. Kanan kiri asyik, ayo goyang Alpasis,” tambahnya.
Kelompok band ini dalam beberapa kesempatan telah tampil dalam sebuah acara. Selain menghibur teman-teman sesama narapidana, belum lama ini tampil pada acara penyerahan remisi umum pada 17 Agustus lalu. Mereka tampil disaksikan langsung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan pejabat tinggi lainnya.
Personiel Alpasis Band ini terdiri atas napi berbagai kasus. Mulai pidana umum hingga kasus narkoba. Untuk bergabung, mereka harus melalui tahapan seleksi yang ketat, dan terpilih yang terbaik di antara yang baik.
Supriyanto menambahkan, pihak lapas selalu memberikan ruang kepada napi untuk menyalurkan kreativitasnya. Hal ini sekaligus untuk memenuhi hak mereka walau berstatus sebagai narapidana, namun masih bisa berkarya.
“Ini merupakan salah satu wujud pembinaan dan rekreasional bagi WBP, sehingga mereka dapat berkarya sambil berekspresi. Selain itu, juga untuk menggerakkan dan mengarahkan warga binaan untuk selalu berkarya. Meskipun di balik teralis besi dengan kondisi terbatas, kreativitas tetap tanpa batas,” tuturnya.
Para narapidana yang terlibat dalam grup band tersebut terlihat sangat semangat dan menikmati dalam bermusik.
Salah satu personel Iwan mengaku senang bisa bergabung dengan Alpasis Band. Sebab, musik sudah menjadi jiwanya. Ia bersyukur diberikan kesempatan pihak lapas untuk menumpahkan perasaannya lewat musik. “Dan setelah bebas nanti, saya akan tetap lanjutkan bakat musik saya ini untuk mencari nafkah,” ungkapnya. (*/aro)