RADARSEMARANG.COM, Koran bekas selama ini hanya dijual kiloan ataupun dijadikan bungkus makanan. Namun di tangan Wisnu Wijanarko, koran bekas disulap menjadi patung karakter wayang dan tokoh hero yang bernilai jual. Seperti apa?
HAWIN ALAINA, Radar Semarang
SEJUMLAH patung karakter wayang dan tokoh hero dipajang di meja ruang tamu. Jumlahnya sekitar 13 tokoh. Ada yang ukuran kecil, dan ada yang besar. Di antaranya, patung Gatot Kaca, Werkudoro, Arjuna, Semar dan Spiderman. Patung itu dibuat sangat detail. Namun siapa sangka, jika patung karakter itu ternyata dibuat dari kertas koran bekas.
Adalah Wisnu Wijanarko, warga kreatif itu. Ayah dua anak ini di sela kesibukannya bekerja serabutan, membuat patung wayang dengan media kertas koran. Ia juga memadukan dengan kain perca.
Saat ditemui RADARSEMARANG.COM di rumahnya Jalan Candi Penataran Timur II RW 13 RT 04, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang, Wisnu menjelaskan, selain kertas koran, ia juga memanfaatkan kertas grenjeng kemasan rokok.
Sebelum dibuat patung, Wisnu lebih dulu merendam koran bekas dalam air. Setelah itu, koran dibuat bubur dengan dicampur lem kayu dan lem kertas. Selanjutnya, bubur koran halus dibentuk sesuai dengan karakter yang diinginkan.
“Selain itu, ada juga potongan koran memanjang yang dililitkan ke pola yang sudah dibuat dengan kerangka kawat,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Wisnu mengaku mulai tertarik membuat patung dari kertas koran sejak 2016. Ide itu muncul karena generasi sekarang sudah melupakan seni pewayangan. Hingga kemudian terbetik ide untuk membuat patung karakter wayang dari kertas koran bekas.
Untuk bahannya, awalnya Wisnu hendak membeli koran bekas di tempat tetangganya yang berlangganan koran harian. Namun tetangganya malah memberi koran bekasnya itu cuma-cuma.
Alumnus Akademi Seni Rupa Indonesia (Asri) Jogja ini mengaku prihatin anak-anak zaman sekarang sudah tidak tahu wayang. Karakter dan ceritanya bagaimana, banyak yang tidak paham. Karena itu, ia memilih tokoh wayang yang dibuat patung dari kertas koran bekas.
“Inginnya menjadi media belajar anak-anak, karena kalau hanya dari gambar kan kurang disukai,” tuturnya.
Hasil kreasinya itu pernah dibeli oleh guru SMP di Semarang. Ia bertemu dengan guru tersebut tidak sengaja. Saat itu, ia hendak berjualan patung karakter wayang di salah satu pasar krempyeng. Nah, saat berangkat dari rumah, ia mendisplay patung karakter wayang itu di jok belakang motornya. Di tengah jalan, ada seorang guru penasaran, dan menghentikannya.
“Guru itu tanya bagaimana membuatnya? Saya jelaskan kalau patung karakter wayang ini dibuat dari koran bekas. Guru itu heran, kok bisa dibuat rapi seperti ini,” kata Wisnu menirukan guru tersebut.
Guru tersebut pun tertarik membelinya untuk bahan ajar anak didiknya di sekolah. Sebab, patung wayang itu dianggapnya baru. Biasanya belajar wayang melalui gambar. Tujuan Wisnu sebenarnya bukan hanya untuk menghasilkan uang semata. Ia ingin anak-anak zaman now tertarik kesenian.
Wisnu mengaku darah seninya mengalir dari sang ayah. Dulunya, sang ayah tukang patung dengan berbagai media. Mulai dari kayu, batu, dan lain-lain. Untuk mengasah keterampilannya, Wisnu belajar seni ke Jogja sekitar enam tahunan. Hasilnya berbagai seni rupa ia kuasai. Mulai seni lukis, sketsa, dan patung. Dari keahliannya itu, ia ingin menularkannya kepada orang lain.
“Sejauh ini baru ada lima orang yang ikut belajar. Tapi, sekarang tinggal dua orang saja yang bertahan,” ucapnya.
Mereka tidak bisa bertahan lama, karena alasan pekerjaan. Diakuinya, hasil dari seni tidak bisa untuk mencukupi kebutuhan hidup. Terutama di Kota Semarang. “Kalau mau hidup dari seni ya pindah ke Jogja atau Bali. Di sana lebih menjanjikan,” katanya.
Saat ini, Wisnu masih membuat patung karakter wayang. Awalnya, ia pernah dimarahi istrinya. Karena membuat kerajinan itu sampai larut malam. Esoknya, ia harus bekerja. Namun setelah patungnya laku dijual dan menghasilkan uang, istrinya tidak marah lagi.
Patung dari bahan koran bekas itu laku dijual seharga Rp 150 ribu. Sedangkan yang ukuran besar bisa sampai Rp 175 ribu. Tak hanya patung dari koran, Wisnu juga berkreasi dengan pipa bekas. Ia membuatnya menjadi miniatur gamelan. Ia juga membuat miniatur wayang dengan media kertas grenjeng kemasan rokok.
“Ini nanti mau tak buat kayak pergelaran wayang. Disusun dari yang besar ke yang kecil. Nanti dipigura untuk pajangan dinding,” ujar pria 42 tahun ini sambil menunjukkan beberapa miniatur wayang yang sudah dibuatnya. (*/aro)
