RADARSEMARANG.COM, Sudah menonton film Dear Imamku? Film yang dibintangi Dul Jaelani dan Tissa Biani ini diadaptasi dari novel best seller karya Mellyana Dhian. Melly sendiri tercatat sebagai mahasiswi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
LABIQA LOFTY MARITDZA, Radar Semarang
Mellyana Dhian akrab disapa Melly. Ia termasuk penulis muda yang produktif. Melly mengawali karir sebagai penulis saat usia 16 tahun atau pada 2016. Saat itu, Melly merasa passion-nya memang di bidang kepenulisan.
Ketika awal menekuni dunia tulis-menulis, dara 21 tahun ini tinggal di pesantren. Praktis, ia memiliki kerterbatasan menggunakan gawai dan laptop. Tetapi hal itu tidak membuat Melly berhenti untuk menulis. Ia pun menulisnya pada lembaran kertas. Setelah bergabung dengan aplikasi Wattpad, ia semakin produktif menulis. Karya tulisannya banyak diminati oleh pembaca.
Kumpulan tulisannya itu pun kemudian dibukukan. Beberapa judul novel karya Melly yang sudah diterbitkan, di antaranya Cinta Fisabilillah (2017), Sayap Surgaku (2017), Dear Imamku (2018), Diaku Imamku (2018), Pangeran Hati (2019), Tulang Rusuk Menuju Surga (2020), Sepertiga Malam (2020), dan Senja di Istanbul (2021). Beberapa bukunya diterbitkan oleh penerbit Coconut, Loveable, dan Bintang Media. Semua karyanya sudah tersebar di toko buku online maupun offline di seluruh Indonesia.
Bahkan buku ketiganya berjudul Dear Imamku diadaptasi menjadi film layar lebar. Film ini disutradarai oleh Dian W. Sasmita dan dibintangi oleh Dul Jaelani bersama Tissa Biani sebagai pemeran utama. Film ini sendiri menjadi penampilan pertama Dul dalam film layar lebar, dan sudah tayang di bioskop sejak 13 Mei 2021 lalu, bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Tercatat, sudah lebih dari 35.514 orang yang menonton melihat film tersebut. Film Dear Imamku ini merupakan salah satu film dengan penonton terbanyak sepanjang 2021.
Melly sendiri termasuk tipe penulis yang memiliki target. Jika hari ini dia harus update tulisan di Wattpad, maka saat itu juga langsung ia kerjakan, dan langsung dipublikasikan. Tak hanya itu, gadis kelahiran Semarang, 21 Januari 2000 ini juga aktif di berbagai komunitas kepenulisan, dan kerap diundang menjadi pembicara di beberapa acara seminar.
“Kalau untuk role model dari seorang sastrawan sih tidak ada, tapi aku sangat suka dengan pola pikir dari Wirda Mansur (putri ustad Yusuf Mansur, Red) yang merupakan salah satu influencer di Indonesia,” ujar putri pasangan Fadhil dan Winarni ini.
Karyanya kebanyakan ber-genre romantis. Sehingga bisa lebih mudah masuk ke generasi anak muda zaman sekarang. “Kalau untuk penjualan buku sih paling laris buku ketiga dan keempat, yang judulnya Dear Imamku sama Diaku Imamku,” tambahnya.
Sosok Melly ini bisa dikatakan produktif dalam menulis buku. Dalam satu tahun, ia bisa menerbitkan satu hingga tiga buku. Namun beberapa kendala belakangan ini membuat Melly kurang produktif, sehingga dalam satu tahun ia hanya bisa menulis satu buku saja. “Untuk keinginan ke depannya sih semoga karya-karyaku bisa best seller international,” katanya penuh harap.
Melly pun menyampaikan tips bagi siapapun yang ingin memulai karirnya di dunia kepenulisan. Yakni, harus mencari potensi diri, yakin akan mimpi, dan selalu upgrade kemampuan diri. Ia juga menyampaikan, bagi penulis pemula, tidak masalah jika memang harus learning by doing asalkan ada kemauan dan kemampuan. Juga jangan lupa akan segala keputusan dan tindakan yang kita ambil pasti ada konsekuensinya. “Jadi pikirkan dengan matang apapun risiko yang akan kita ambil nantinya,” pesannya.
Ditanya kendala dalam menulis, menurut Melly, kendala yang paling besar justru ada pada diri sendiri alias melawan rasa malas. “Sebenarnya apapun itu kalau sudah niat, pasti ada jalan. Termasuk menulis. Selain itu, karena beberapa pekerjaan yang sama penting dan berbagai kesibukan lain, aku merasa jadi tidak seproduktif biasanya,” ujarnya.
Setelah beberapa bukunya diterbitkan dan terpampang di deretan buku best seller, Melly dan temannya, Indah Wahyu Yuliarti, membentuk sebuah penerbitan indie yang sekarang sudah menerbitkan kurang lebih 40 judul buku. Bisnisnya pun berjalan beriringan dengan profesinya sebagai penulis dan statusnya sebagai mahasiswi Undip.
Melly mengakui, buku-bukunya justru banyak disukai pembaca asal Malaysia. “Banyak warga Negeri Jiran yang sekadar menyampaikan rasa terima kasih karena sudah melahirkan karya yang cukup relate dengan kehidupannya. Ada juga yang mengirim pesan karena suka dengan alur cerita buku saya,” tuturnya bangga. (*/aro)