RADARSEMARANG.COM, Keterbatasan ekonomi tak menghalangi Susmy Lianingsih untuk meraih prestasi. Ia berhasil menjadi wisudawati terbaik Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Unnes). Susmy menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun 9 bulan dengan IPK 3,98.
ADENNYAR WYCAKSONO, Radar Semarang
WAJAH Susmy tampak sumringah ketika ia menjadi salah satu mahasiswi yang diwisuda secara daring dan luring itu meskipun menggunakan masker. Matanya tampak berbinar ketika namanya dipanggil menjadi salah satu wisudawati terbaik. Ia lulus dengan predikat cumlaude dan IPK nyaris sempurna, 3,98.
“Saya ingin membuktikan jika keterbatasan tidak menjadi hambatan untuk sukses,” katanya usai menjalani wisuda.
Mahasiswi cantik ini berasal dari keluarga kurang mampu. Ayahnya bekerja sebagai sopir truk. Namun dia telah membuktikan tekadnya untuk sukses. Berbekal komitmen, ketekunan, dan keuletan, gadis kelahiran Pemalang, 21 Oktober 1999 ini berhasil menerima hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), yang mengantarkannya menjadi delegasi Unnes dalam Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2019. Lewat hibah ini, ia berhasil mengembangkan platform wirausahanya, yakni ‘Halo Ular’ atau Hand and Body Lotion from Ubi Jalar.
“Bahan yang digunakan adalah ubi jalar, karena mudah didapat dan harganya murah,” jelas alumnus SMP Negeri 3 Taman dan SMK Negeri 1 Pemalang ini.
Menurut penelitian yang ada, kandungan ubi jalar bagi kulit sangatlah banyak. Seperti beta karoten, antioksidan, vitamin E, dan C. Ubi jalar juga dapat meremajakan dan melindungi kulit dari sinar ultraviolet. Sebelum membuatnya, ia membeli ubi jalar dengan harga Rp 6 ribu per kilogram di Pasar Ungaran.
“Kami juga membeli bahan pendukung, seperti minyak zaitun, stearic acid (asam stearat), nipasol (penghambat bakteri), beeswax (lilin lebah), emulsifier (zat pengemulsi), air suling, bibit parfum sebagai bahan campuran, dan botol kemasan,” beber dara asal Desa Kabunan, Kecamatan Taman, Pemalang ini.
Setelah semua bahan didapat, proses selanjutnya yaitu pembuatan handbody dari ubi jalar. Semua bahan dicampur dan menghasilkan produk yang dikemas dalam beberapa jenis botol dengan ukuran 100 ml.
“Untuk penjualan kita titipkan ke toko kosmetik, ada juga yang dijual secara online,” kata gadis yang kini menjadi guru SMA Negeri 2 Semarang ini.
Ia menegaskan, kesuksesan dan keberhasilan akan diraih oleh insan-insan yang bertumbuh. Baginya, hidup harus seperti halnya pohon yang kuat, yang akan diuji dengan berbagai terpaan angin, hujan, dan panas terik matahari.
“Karenanya, untuk mencapai keberhasilan perlu perjuangan dan tekad tanpa henti,” tandas gadis yang saat keliah sempat menjadi Asisten Laboratorium Pendidikan Ekonomi Unnes dan mengikuti International Project Malaysia – Singapura ini.
Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman menyampaikan, seorang pembelajar tidak boleh puas hanya dengan menguasi ilmu pengetahun, namun perlu diimplementasikan dalam bentuk tindakan konkret di masyarakat.
“Dalam konteks kehidupan saat ini, keilmuan sangatlah penting. Ilmu pengetahuan tidak semata bersifat konseptual, melainkan juga berdimensi filosofis dan spiritual,” ujarnya.
Prof Fathur menambahkan, ilmu pengetahuan dimiliki hendaknya dapat didedikasikan bagi Indonesia dan Keindonesiaan.
“Kita niatkan ilmu yang kita miliki untuk kemajuan Indonesia sebagai bangsa dan negara, sekaligus menjaga Keindonesiaan sebagai nilai-nilai yang dijunjung tinggi bangsa ini,”jelasnya.
Prof Fathur mengatakan ilmu pengetahuan memiliki sifat laksana cahaya. Keberadaannya membawa pencerahan untuk orang di sekitar.
“Sebagaimana cahaya, jika arahkan ilmu pengetahuan untuk kebaikan orang lain, masyarakat, dan bangsa, kebaikan yang dibawa cahaya itu akan memantul kepada kita,” tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Zaenuri SE MSi Akt melaporkan, wisuda ke-107 Unnes meluluskan sebanyak 782 orang. Terdiri atas 24 orang doktor, 115 orang magister, 640 orang sarjana, dan 3 orang diploma. (*/aro)