31.7 C
Semarang
Tuesday, 6 May 2025

99 Persen Karya Lukisannya Dibeli Warga Asing

Mengenal Tri Hartanto, Dari Pelukis Kartu Lebaran ke Aliran Dekoratif

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Tak pernah terbayang di benak Tantto akan menjadi seorang pelukis. Meskipun dia lulusan Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Jogakarta, tapi ada cerita unik yang menjadi kenangan berharga mewarnai proses perjalanan hidup berkesenian Tantto. Adalah menjadi pelukis kartu ucapan Lebaran.

PUPUT PUSPITASARI, Mungkid, Radar Semarang

DITANYA soal bagaimana ia menjadi pelukis, pria bernama asli Tri Hartanto mengenang kembali masa-masa tahun 1995. Semasa sekolah, ia sudah senang mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhannya sebagai anak muda. Walaupun sebenarnya Tantto berasal dari keluarga berada. Tapi ia terbiasa hidup mandiri.

Ia tidak bermanja-manja. Malahan, senang mencoba hal baru. Salah satunya, membuat kartu ucapan Lebaran. Ia menjualnya di depan toko Jago Baru (JB) di Pecinan Muntilan, Kabupaten Magelang. Aktivitas itu terus berlanjut sampai lulus sekolah.

“Dulu belum musim HP. Orang kalau mau kirim ucapan Lebaran, pakai kartu ucapan dari kertas dan kaca nako,” ujarnya saat ditemui RADARSEMARANG.COM di rumahnya yang sekaligus menjadi studio pribadinya di Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Selasa (21/8)

Temannya seorang pelukis Borobudur adalah yang mengawali ide membuat ucapan kartu Lebaran itu. Dia diajak bergabung. Namun memilih untuk mengerjakan sendiri. “Dia teman nongkrong saya,” akunya.

Bisa dikatakan, pria kelahiran Magelang, 4 Juni 1977 itu punya hoki tinggi. Jualannya laris. Dapat konsumen dari semua kalangan usia. Muda-mudi, dewasa, sampai orang tua.

“Zaman segitu, saya cari uang Rp 100 ribu per hari cepet banget, hahaha,” kelakar Tantto.

Tiap kartu ucapan jenis kertas dihargai Rp 1.000 per lembar. Sedangkan ucapan Lebaran menggunakan bahan kaca nako sedikit lebih mahal, Rp 2.500. “Kalau sepi, omzet saya waktu itu Rp 60 ribu,” ucapnya tersenyum.

Sebagian hasil penjualan, ia gunakan untuk membeli cat poster, dan bahan-bahan lainnya. Dia sudah belajar manajemen keuangan sejak mengawali bisnis kecil-kecilan. “Uangnya saya puter-puter terus.”

Akhir 2011, dia berkenalan dengan pelukis Borobudur Umar Chusaini, pemilik Limanjawi Art. Pertemuan itu berawal dari komunitas yang sama. Penghobi motor gede (moge). “Saya banyak ngobrol dengan beliau,” akunya.

Suami Ratna Widiningsih itu mendapat banyak masukan. Dia mengaku disemangati, agar mengasah kembali keterampilan, dan menjadi pelukis. “Selama satu tahun, saya berproses,” katanya.

Lukisan termahalnya pada waktu itu dihargai Rp 15 juta. Pada 2013, dia juga memiliki nadzar. Dia ucapkan di depan api unggun saat berada di Dieng, Wonosobo, bersama Umar Chusaini.

Ia akan menggunduli kepala. Juga menanggalkan identitas Tantto yang berambut gondrong, jika lukisan terbesarnya pada waktu itu laku. Ukuran kanvasnya 1,5×2 meter. Benar saja, lukisan Tantto terjual. Tepat seminggu dari nadzar diucapkan. Bahkan karyanya menjadi rebutan kolektor asing.

“Saya nggak pernah lupa dengan (kenangan) itu. Setelah itu tambah semangat (berkarya),” tandas Tantto mantap.

Kemudian, ia kembali membuat karya. Berukuran lebih mini. Hanya 50×50 sentimeter. Ia pamerkan di galeri Limanjawi Art dan galeri SMSR Jogjakarta.

Ada hal menarik lainnya yang membuat namanya lebih dikenal luas. Ia permah mendapatkan pelanggan dari Perancis, sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu di Borobudur. Karyanya dibeli. Setahun kemudian, orang tua dari pasangan suami-istri itu datang menemuinya. Mengajak untuk berkontribusi dalam acara pameran dan lelang lukisan untuk kegiatan amal, OECD War on Hungger Group 50th Anniversary.

Ia menyepakati. Satu lukisannya berukuran 90×90 sentimeter dibawa terbang ke Paris, Perancis. Ada bagi hasil. Sekian persen untuk donasi, sekian persen untuk pelukisnya. “Tapi saya putuskan, semua didonasikan saja,” ujarnya.

Sejak itu, dia semakin sering kedatangan tamu asing. Itu juga berkat keaktifannya mengikuti pameran, dan menjalin koneksi. “Saya terus berusaha menaikkan kualitas saya,” imbuh pemilik Valeria Art Studio ini.

Dia mengaku, 99 persen karyanya dibeli orang asing. Seperti dari Singapura, Arab Saudi, Belanda, dan sebagainya. “Karya saya diterima mereka, dengan aliran dekoratif,” ungkapnya.

Bapak dua anak ini ditantang oleh dua mentornya, Umar Chusaini dan Deddy PAW. Harus menentukan aliran. Saat pertama berkarya, dia membuat dua lukisan. Beraliran ekspresionis dan dekoratif. Tapi dia lebih menyukai bermain warna. Dengan penuh keberanian, dia memutuskan untuk memilih aliran dekoratif. “Itu keputusan saya.”

Setelah melakoni menjadi pelukis, dia menemukan kepuasan dan kesenangan. Menurut dia, pekerjaaan kalau tidak didasari rasa suka, akan berat. “Saya juga punya modal suka warna. Pas banget, dekoratif juga kaya warna.”

Tantto juga bercerita tentang apa yang terjadi pada dirinya di tahun 2015. Ia membuat mahakarya. Berukuran 2×4 meter. Lukisan itu belum selesai, tinggal finishing. Tapi sudah dibeli orang Belanda.

“Itu puncaknya saya, dan bahagia-bahagianya saya, hahaha,” kenang pria yang tergabung dalam Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.

Ia bersyukur, karya-karyanya dihargai oleh banyak pihak. Tapi ketika pandemi, kondisi sangat berbeda. Hanya satu lukisan yang terjual selama 1,5 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Dibeli kolektor dari Singapura.

“Sekarang ini, saya sedang mempersiapkan event yang dilaksanakan ketika pandemi berakhir.”

Di hadapkan situasi sulit seperti ini, penyuka hewan gajah itu memilih selalu berpikir positif. Supaya pikirannya tidak buntu. “Pikiran positif itu mendatangkan rezeki,” akunya.

Tantto pun memberikan kesimpulan atas perjalanan hidupnya. Hidup itu harus diwarnai dengan semangat belajar dan berproses. “Yang penting harus totalitas dan jujur,” pesannya.

Jujur yang ia terapkan, salah satunya adalah menggunakan bahan yang berkualitas. Cat lukis yang dia pakai berkualitas. Supaya lukisannya tidak mudah rusak, ketika dikoleksi orang-orang asing yang tinggal di negara lebih dari dua musim. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya