26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Teater Lingkar Semarang Rutin Gelar Pentas Virtual, Kerap Mendatangkan Dalang Ternama

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Ketika sebagian besar pertunjukan di atas panggung tertidur akibat pandemi Covid-19, para seniman teater di Kota Semarang justru tetap menggeliat. Agar bisa terus bernapas, para pelaku seni dan teater kini menggunakan platform daring atau streaming dalam pertunjukan teater.

Salah satu kelompok teater yang tetap beraktivitas di tengah pandemi Covid-19 adalah Teater Lingkar. Teater kampung yang berdiri sejak 1980 ini memilih jalan alternatif demi mempertahankan diri, dan tetap eksis di tengah pandemi.

Pendiri Teater Lingkar Suhartono Padmo Sumarto alias Mas Ton menjelaskan, media digital yang ada saat ini hanyalah jalan alternatif, karena pada hakikatnya pertunjukan teater akan terasa lebih hidup bila ditonton secara langsung.

“Kalau streaming itu mata penonton hanya diwakili oleh kamera. Berbeda jika pentas secara langsung, yang penontonnya bisa melihat ke arah mana saja,” terangnya kepada RADARSEMARANG.COM.

Saat ditemui di kediamannya, Mas Ton menyampaikan keprihatinan terhadap pelaku seni dan teater di Indonesia yang terdampak pandemi. Meski begitu, kenyataan getir tersebut harus diterima dengan lapang. Tak heran, bentuk penerimaannya terhadap pandemi Covid-19, membuatnya bersama anggota di Teater Lingkar tetap menunjukkan optimisme melalui kegiatan pentas secara virtual.

“Biasanya kami streaming mementaskan fragmen-fragmen pendek. Ada pentas besarnya juga, seperti wayangan setiap malam Jumat Kliwon, yang mendatangkan dalang-dalang ternama di Indonesia, seperti almarhum Ki Manteb Sudarsono, Sudjiwo Tedjo, dan Ki Warsino Taru Puspito” katanya yang juga sutradara film ini.

Tak hanya itu, Mas Ton bersama anggotanya juga membuat ajakan kepada masyarakat untuk menjaga diri, dan tetap waspada pada situasi sekarang ini. Hal tersebut ditujukan untuk menginformasikan program pemerintah terkait penanganan pandemi Covid-19 melalui akun Youtube Teater Lingkar Semarang Official.

Menurutnya, teater menjadi sebuah mini kehidupan di dalam kehidupan. Artinya, melalui teater seorang aktor bisa mendapatkan pelajaran untuk menjadi siapapun, seperti orang jahat, orang baik, dan menjadi dirinya sendiri.

“Misalnya, ketika aktor yang masih SMA mendapatkan peran sebagai seorang nenek, maka aktor itu harus bisa mentransfer tokoh nenek itu ke dalam dirinya sendiri. Untuk penjiwaan memang begitu. Agar penonton bisa tahu bagaimana tokoh nenek dalam suatu naskah, meski diperankan oleh aktor yang masih SMA,” terangnya sembari menghisap rokok.

Mas Ton berpesan kepada pelaku seni dan teater di Indonesia, khususnya di Kota Semarang, agar jangan pernah lelah untuk melangkah. “Jangan mundur, kalau sudah melangkah ya maju terus. Apapun yang ada di depan, harus dihadapi,” tegasnya. (cr8/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya