32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Tabung Hasil Jualan Lukisan, Ingin Kuliah Desain Grafis

Desta Eka Nanda Siswa SLB Swadaya Kaliwungu Juara FLS2N Jateng

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Meski terlahir dalam kondisi keterbatasan fisik, tidak menjadi penghalang baginya untuk berkarya dan berprestasi. Hal itu dibuktikan Desta Eka Nanda, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Swadaya Kaliwungu. Anak tuna rungu-wicara ini bisa menciptakan payung lukis yang berhasil dijual hingga luar daerah.

BUDI SETIYAWAN, Kendal

DESTA Eka Nanda adalah satu dari puluhan siswa SLB yang terlahir dalam kondisi tidak bisa mendengar sejak lahir. Kondisi tidak bisa mendengar inilah yang mengakibatkan tidak bisa bicara. Sebab tidak pernah bisa mendengar suara yang dapat merangsang kerja otak untuk berbicara dan menirukan suara.

Kendati begitu, Desta memiliki keterampilan yang luar biasa. Ia pandai melukis payung, baik melukis kertas maupun di kain kanvas. Aneka macam lukisan yang telah ia goreskan. Bahkan kecakapannya dalam melukis, berhasil mendapatkan Juara III Lomba Lukis SMPLB dalam kejuaraan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Jateng 2016. Dan juara Harapan I, Lomba Lukis FLS2N Jateng pada 2017.
Beraneka pola gambar ia lukis di payung. Mulai dari lukisan bunga, lukis wajah, gambar kartun, anime, serta lainnya. Payung-payung itu kemudian oleh guru dipasarkan secara online dan dijual kepada masyarakat.

“Awalnya kami belikan payung polos. Kemudian kami dampingi Desta untuk melukis di atas payung. Awalnya memang kesulitan, tapi lama-lama terbiasa. Malah hasil lukisannya banyak disukai dan laku dijual,” ujar Guru SLB Swadaya, Indaryati.
Kelebihan payung yang dilukisnya, selain hasil gambarnya yang bagus, karena dilukis anak penyandang difabel. Hal itulah, menurut Indaryati, membuat para pembeli merasa kagum. “Mereka suka dan mengapresiasi hasil payung lukisnya Desta,” katanya.
Desta memiliki kreativitas yang timbul dari imajinasinya. Apa yang ia lukis, tidak pernah melihat gambar terlebih dahulu. Ia melukis berdasar imajinasinya. “Hasilnya satu payung dengan lainnya jelas berbeda,” akunya.

Tapi Desta juga bisa melayani pesanan. Ada yang minta dilukiskan kartun dan lainnya. “Ya semua dia buatkan. Alhamdulillah dari jualan mulut ke mulut, sekarang bisa jualan secara online. Malah bisa jadi tambahan pendapatan anak,” tuturnya,
Sementara Desta mengaku, satu payung lukis karyanya dijual seharga Rp 70 ribu. Motifnya sesuai pemesan. Untuk melukis menggunakan cat khusus sesuai bahan payung, sehingga tetap awet. “Saya suka melukis motif bunga. Tapi melukis gambar kartun juga bisa. Sesuai pesanan,” katanya dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan gurunya.

Hasil penjualan payung saat ini ia tabung. Nantinya akan ia gunakan untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. “Saya ingin belajar komputer, belajar desain grafis saat kuliah nanti,” kata siswa Kelas XII SMA SLB Swadaya Kaliwungu ini. (*/ida)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya