RADARSEMARANG.COM, Budidaya okra telah sukses di beberapa daerah. Kini Kelurahan Barusari turut membuat olahan okra menjadi kopi.
TITIS ANIS FAUZIYAH, Radar Semarang

WAKIL Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mendatangi langsung sentra olahan okra, Minggu (13/6) kemarin. Ia mencicipi olahan okra menjadi kopi dan jely. Ia juga meneguk okra yang dijadikan infus water. Selain nikmat, olahan okra juga menyehatkan. Diakuinya, cita rasa kopi dari okra tak kalah enak dengan kopi hitam pada umumnya. “Ternyata dengan keguyuban bisa menghasilkan kopi enak dan menyehatkan,” tuturnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Adalah Whisnu Nugroho yang memelopori pendirian lima kelompok wanita tani (KWT) di kelurahan tersebut. Mereka dia bina untuk merawat dan mengolah okra. Belasan meter lahan di RW 02 ditanami okra, mulai dari bibit muda hingga yang sudah berbuah.
Meski tak sepopuler kangkung dan bayam, tanaman okra memiliki khasiat yang luar biasa. Mencegah kanker, menurunkan kadar gula darah, melancarkan pencernaan hingga mengobati nyeri dan asam urat. Whisnu Nugroho menjelaskan kopi yang berasal dari okra ini tidak mengandung kafein. Sehingga aman dikonsumsi orang yang memiliki asam lambung.
“Semua bagian okra bisa dimanfaatkan. Bijinya bisa jadi bibit dan kopi, buahnya bisa jadi jely, acar, dan bola-bola. Lalu selongsong atau kulit buahnya bisa jadi kertas,” jelasnya.
Untuk mengolah biji okra menjadi kopi tak memakan proses panjang. Panen buah dilakukan setiap 2,5 bulan. Buah yang kering dipetik dan dikupas. Biji buah polong-polongan berbentuk kapsul di dalamnya dikeluarkan. Sekitar 250 gram biji buah disangrai selama 30 menit. Setelah cukup menghitam, biji dihaluskan. Lalu bubuk disaring kembali dan siap saji. Takarannya sama dengan membuat kopi hitam biasanya. Siapa saja bisa menikmati olahan tersebut. “Harganya memang sedikit lebih mahal, tapi khasiatnya memang berkali lipat,” imbuh Whisnu.
Mbak Ita-sapaan akrab wakil wali kota- optimistis terhadap peluang ekspor okra. Bila budidaya dapat konsisten, lalu produksi ditingkatkan ke skala yang lebih besar, ia yakin bibit akan diminati hingga manca negara. Begitu pun hasil olahannya dapat dijual ke retail resmi bila sudah memperoleh perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). (*/ida)