30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Punya 12 Kolam, Omzet Rp 70 Juta Sekali Panen

Candra Wahyu Ningrum, Berhenti Kerja Kantoran Pilih Bisnis Ikan Segar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Melepas pekerjaan formal dan mendirikan usaha sendiri alias wirausaha bukan pilihan mudah. Pasalnya, berbisnis penuh dengan ketidakpastian. Jika tidak berani mengambil risiko, tak banyak perubahan yang terjadi.

ANANTA ERLANGGA MUSA, Radar Semarang

Candra Wahyu Ningrum rela meninggalkan pekerjaan sebagai karyawati di salah satu pabrik besar di Kota Temanggung. Ia memilih berwirausaha dengan membangun 12 kolam ikan di daerah Madureso, depan kompleks Stadion Bumi Phala, Temanggung

Kepada RADARSEMARANG.COM, wanita yang akrab disapa Caca ini menceritakan, awal mulai terjun di dunia usaha lantaran mendapat mandat dari ayahnya yang sedang mempersiapkan kegiatan pensiun di masa senjanya.

“Sebelum pensiun, ayah tidak ingin seperti teman-temannya kalau cuma nganggur di rumah. Pengin punya usaha, jadi dua tahun sebelum papa pensiun udah menyiapkan kolam untuk kesibukan nantinya,” tutur wanita asli Temanggung ini.

Bermodal tabungan pribadinya dibantu suntikan dana dari ayahnya, ia membangun 12 kolam ikan dengan ukuran variatif. Dari 3 x 4 meter sampai 8 x 5 meter persegi. Kolam-kolam tersebut diisi berbagai benih ikan. Mulai ikan bawal, lele, dewa, koi, dan varietas andalannya, ikan nila.

“Pertama cuma satu dua kolam saja, lama-lama jadi semakin banyak dan berkembang,” ujar Caca sembari menunjuk beberapa kolam miliknya.

Ia memulai usaha ini sejak Februari 2020. Pasang surut dunia usaha pernah dialami, masa sulit sudah pernah dilewati. Keadaan telah menempa Caca dengan sangat baik, sehingga mampu beradaptasi dengan keadaan.

Caca termasuk wanita yang cerdas, tangkas, dan trengginas. Ia juga jeli melihat peluang. Diceritakan, biaya paling besar dalam bisnis ikan segar adalah pengeluaran untuk pakan ikan atau pelet. Untuk menyiasati, ia pun berinisiatif membuat pakan ikan sendiri. Ia membeli mesin penggilingan untuk membuat pakan. “Mesin itu sangat membantu menekan biaya pakannya, jadi lebih hemat,” akunya.

Saat awal menekuni wirausaha ini, ia mengaku sempat kesulitan menyesuaikan diri. Sebab, pekerjaan sebelumnya hanya dihabiskan di depan komputer. Namun kini ia harus bermain dengan air, pelet, jaring, ember, dan aneka keriwehan lainnya.

Tak dipungkiri, Caca terkadang merasa iri dengan teman-teman sebayanya yang masih kerja kantoran. Selalu memakai pakaian rapi dan bersih, serta bekerja di ruangan yang bersih. Kontras dengan apa yang dilakukannya saat ini. Kendati demikian, ia tetap berbangga menjadi seorang wirausahawan lantaran bisa bebas melakukan apapun.

“Sempat iri juga sih sama temen-temen, kalau lihat pada update di media sosial kok mereka enak ya kerja di kantor bersih. Tapi kan mereka nggak bisa kayak aku mau keluar pergi bisa bebas, kalau mereka kan harus izin dan lain sebagainya,” terangnya.

Kini, ia biasa panen ikan setiap 4 bulan sekali dengan omzet Rp 60 juta sampai Rp 70 juta. Jumlah tersebut beberapa kali lipat lebih banyak daripada saat ia masih bekerja di perusahaan. “Hasilnya lumayan daripada kerja di pabrik, lebih gedean sini,” katanya sembari tertawa. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya