25 C
Semarang
Thursday, 19 December 2024

Dibuat Gantungan Kunci, Dompet, Tas hingga Lukisan

Dewi Mulyasari, Guru Swasta di Temanggung Sulap Limbah Daun Tembakau Jadi Kerajinan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Seorang guru swasta di Kabupaten Temanggung mampu menyulap limbah daun tembakau menjadi kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi. Dialah Dewi Mulyasari, warga Kampung Padangan Timur, Kota Temanggung.

ANANTA ERLANGGA MUSA, Temanggung, Radar Semarang

DI sebuah rumah kreatif bernama KayuneDW, Dewi Mulyasari menekuni kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah daun tembakau. Sentuhan tangan kreatifnya mampu menyulap daun tersebut menjadi berbagai produk kerajinan. Mulai gantungan kunci, dompet, tas, lukisan, tempat korek, kotak perhiasan, pigura, serta aksesoris lainnya.

Dewi mengaku menekuni produk kreatif tersebut sejak 2017. Berawal dari kecintaannya terhadap dunia seni sejak kecil. Wanita yang sehari-hari berprofesi menjadi guru bahasa asing ini muncul ide membuat kerajinan dari limbah daun tembakau saat guru tamu di sekolahnya hendak pulang ke negaranya. Nah, saat guru bule itu hendak pulang, ia berpikiran untuk memberikan oleh-oleh yang unik.

“Saya bingung, karena Temanggung ini yang terkenal adalah tembakau dan kopinya. Sedangkan teman saya itu tidak suka kopi, dan bukan perokok. Akhirnya, saya punya ide untuk membuat kerajinan dari daun tembakau,” ceritanya.

Dewi tertarik mengembangkan produk dari potensi tembakau di daerahnya agar bisa dinikmati semua kalangan. Mengingat selama ini tembakau hanya dinikmati para pecinta rokok, dan pelaku pertembakauan saja.

“Alasan memilih menggunakan daun tembakau, karena saya tahunya identitas Temanggung itu tembakau. Jadinya, saya observasi tentang tembakau dan mempelajari kerajinan berbahan dasar daun tembakau secara otodidak,” ujarnya.

Kepada RADARSEMARANG.COM, ia mengaku hasil karya seninya tersebut sudah tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. Seperti Makassar, Bali, Jogja dan Magelang. Produk kerajinan daun tembakau yang dipadukan dengan bahan lain seperti kayu dan kulit tersebut dijual dengan harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Ketika ditanya tentang omzet penjualan, ia menjawab mampu mengantongi jutaan rupiah dalam sebulan.
Dewi menjelaskan, proses pembuatan kerajinan dari daun tembakau ini, dimulai dari meracik daun tembakau kering agar menjadi daun yang elastis, sehingga siap ditempelkan. Diawali proses perebusan, pengeringan, pengukusan, dan penjemuran. Selanjutnya memulai teknik penempelan daun ke objek dengan bantuan perekat daun, dan tahap terakhir penyemprotan zat cair khusus agar mengkilat.
Menurutnya, daun tembakau yang cocok dibuat kerajinan diperoleh dari Temanggung, karena daunnya lebih tebal dibanding daun tembakau daerah lain. “Untuk perawatannya sebetulnya mudah, selama tidak terkena air. Misalnya terkena air, lalu kita lap, tidak masalah jika langsung dikeringkan,” katanya.
Dari kukus sampai penempelan prosesnya sendiri bisa seharian penuh. Sedangkan untuk proses finishing bisa tiga sampai empat harian. “Penempelan biasanya saya sendiri, kalau banyak pesanan, saya memberdayakan tetangga sekitar,” ujarnya.

Ke depan, ia berharap kerajinan yang dibuat tersebut bisa menembus pasar mancanegara. Apalagi Dewi punya beberapa kenalan bule. Ia tengah mencoba memanfaatkan koneksinya tersebut untuk mengenalkan kerajinan daun tembakau ini lebih luas lagi. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya