31 C
Semarang
Sunday, 4 May 2025

Sempat Bangkrut, Kini Miliki Tujuh Karyawan

Berlian Reza Rama Ismanto, Mahasiswa USM Owner Kharisma Clothing

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Menekuni dunia usaha sejak 2014, Berlian Reza Rama Ismanto telah mengalami pahit manisnya berwirausaha. Mahasiswa Universitas Semarang (USM) ini, kini menjadi owner Kharisma Clothing.

BERLIAN, begitu sapaannya. Mulai membuka usaha sepatu di tahun 2014. Lokasinya di kawasan jembatan 2 Tlogosari, Kota Semarang. Semula dia bersyukur, adanya investor yang mau membiayai usahanya. Kepemilikan saham pun menjadi sama. Yaitu 50:50. Namun karena timbul masalah, usaha sepatu rintisannya merugi dan bangkrut.

Berlian adalah mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Semarang (USM). Dia penerima beasiswa bidikmisi. Namun biaya hidup yang diperoleh dari beasiswa, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di Semarang.

Suatu hari, Berlian diminta mencari konveksi baju di Ungaran oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro (HME). Itu oraganisasi yang diikutinya di kampus. Namun ketika dicari di Ungaran, Berlian tidak menemukan konveksi baju yang dituju. Itu justru melecutnya untuk membuat konveksi sendiri.

Awalnya, Berlian merintis usaha konveksi. Semula hanya menjadi reseller di konveksi orang lain. Di sana ia belajar tentang dunia konveksi. Mulai dari jenis-jenis kain, pemasaran, hingga pelayanan terhadap konsumen.

Sejak saat itu, Berlian memberanikan diri membuka usaha konveksi. Apalagi sempat lolos Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) di tahun 2017. “Kharisma Clothing ini berdirinya di tahun 2017,” tegasnya kepada RADARSEMARANG.COM, Minggu (21/3).

Keputusan Berlian membuat konveksi sendiri, karena sebelumnya ia pernah ditipu oleh konveksi orang lain. Pesanan yang harusnya dikerjakan selama 3 minggu molor sampai 3 bulan. Pesanannya ini merupakan mega proyek pertama perusahaan kelapa sawit di Kalimantan. Berlian sempat mau dipidanakan karena sudah terikat MoU. Di sini, Berlian mengalami kerugian dan trauma sehingga membuat mentalnya terganggu.

Kemudian Berlian bangkit. Lalu ia mencari penjahit di lingkungan tempat tinggalnya di Pati untuk mengerjakan pesanaan tadi. Awalnya ragu memilih tetangganya sebagai penjahit. Tetapi setelah dicoba, ternyata pekerjaannya bagus dan menjalin kerja sama sampai sekarang.

Saat membuka usaha di Jalan Kiai H Abdurrosyid, Tlogosari, banyak warga sekitar yang melamar pekerjaan. Kemudian Berlian mempekerjakan masyarakat di sekitar lingkungan usahanya. Sampai saat ini, Berlian memiliki 7 karyawan. “Karyawan yang di Semarang 3, yang di Pati 4.” ungkap Berlian.

Kharisma Clothing membuat berbagai macam barang yang berhubungan dengan konveksi. Misalnya, kaus sablon, pakaian olah raga, PDH, PDL, dan Jaket. Pemasaran produknya dilakukan secara online melalui Instagram, Facebook, Shopee, Tokopedia, dan WhatsApp. Selain itu, melalui reseller yang ada di universitas-universitas. Omzet perbulan yang bisa diperoleh dari usaha konveksi Berlian sangat lumayan. Kerap hingga belasan juta.

Saat kondisi pandemi Covid-19, omzet Kharisma Clothing turun drastis. Ia sempat berdiskusi dengan karyawannya, agar usahanya tetap berjalan. Akhirnya Berlian mengurangi gaji karyawannya dan ikut memproduksi masker kain dan Alat Pelindung Diri (APD). “Akhirnya dapat bantuan dari pemerintah,” jelasnya.

Berlian menambahkan, bahwa ia pernah membuat film dokumenter Pemuda Harapan bersama televisi nasional mengenai perjalanannya membangun Kharisma Clothing. (mg6)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya