27.2 C
Semarang
Tuesday, 24 June 2025

Awalnya Jualan di Gerobak, Kini Punya Lima Outlet

Rita Winanti Sulistyowati, Generasi Kedua Penerus Bisnis Tahu Baxo Ibu Pudji

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Saat berkunjung ke Ungaran di sepanjang jalan raya akan terlihat toko oleh-oleh tahu bakso dengan berbagai brand. Semua wisatawan yang datang paham bahwa tahu bakso telah menjadi ikon wisata kuliner di Kabupaten Semarang. Salah satu brand tahu bakso yang cukup familiar adalah Tahu Baxo Ibu Pudji.

SUDAH lebih dari 25 tahun Ibu Pudji menekuni bisnis tahu bakso. Kini, generasi kedua yang melanjutkan bisnis kuliner tersebut. Sebanyak lima outlet tersebar di Ungaran, Kota Semarang, dan Salatiga. Ketiga anaknya turut andil membesarkan usaha yang dirintis sejak 1996 ini.

“Dulu namanya masih Tahu Bakso Kepodang, belum punya toko. Jualannya juga masih skala kecil,” jelas Rita Winanti Sulistyowati, generasi kedua yang kini mengelola Tahu Baxo Ibu Pudji saat ditemui RADARSEMARANG.COM, Sabtu (13/3/2021).

Berawal dari berjualan di sekolah, kantor, dan lingkungan sekitar, Ibu Pudji lantas membeli gerobak untuk berjualan di pasar. Karena melihat minat pembeli terus meningkat, pada 2002 dia membuka stan di garasi rumahnya. Orang-orang terus berdatangan melarisi tahu baksonya.

OLEH-OLEH KHAS: Sejumlah pekerja mengemasi tahu bakso di pabrik Tahu Baxo Ibu Pudji Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (12/3). (kanan) Rita Winanti Sulistyowati, generasi kedua yang kini mengelola Tahu Baxo Ibu Pudji. (FOTO-FOTO: TITIS ANIS FAUZIYAH/RADARSEMARANG.COM)
Rita Winanti Sulistyowati, generasi kedua yang kini mengelola Tahu Baxo Ibu Pudji. (TITIS ANIS FAUZIYAH/RADARSEMARANG.COM)

Syafaatun yang kini bekerja sebagai supervisor produksi di pabrik Tahu Baxo Ibu Pudji mengaku telah mengikuti bisnis Ibu Pudji sejak masih berjualan di garasi. Hingga 2007, outlet pertama di Jalan Suprapto Ungaran dibuka. Saat itu, sekitar 5 ribu buah bakso habis terjual setiap hari. Sekarang lima outlet-nya mampu menjual hingga 12 ribu buah per hari.

“Kami punya motto 3R: Roto, Rapi, Rapet. Jadi, punya standar produksi sendiri,” katanya sembari menunjukkan pengisian bakso ke dalam balok tahu di ruang produksi.

Proses produksi dimulai dari penyortiran tahu. Tahu yang cacat disisihkan untuk dijual kembali. Lalu pengisian bakso dengan sesuai 3R. Dilanjutkan perebusan tahu bakso selama 30 menit. Setelah itu, tahu dikeringkan di ruang pendinginan agar tidak tidak mudah basi. Terakhir masuk ruang packing untuk dibungkus plastik kemasan sebelum dikirim ke lima outlet resmi.

Sebanyak 60 karyawan bekerja dari pukul 08.00 hingga 15.00. Paling banyak bekerja di bagian pengisian bakso karena tahap paling penting. Perebusan dilakukan pegawai laki-laki karena perlu tenaga ekstra untuk mengaduk tahu di dalam 10 loyang raksasa.

“Bu Pudji tidak merahasiakan resep. Bahkan kami juga kerap diminta mengisi pelatihan. Rezeki sudah ada yang ngatur, jadi nggak perlu takut tersaingi toko lainnya,” tegas Syafaatun.

Untuk meningkatkan skala bisnis, Ibu Pudji kerap berinovasi membuat resep produk makanan baru. Seperti nugget tahu, rolade tahu, bakso sapi, bandeng presto, otak-otak bandeng, hingga sopia atau sosis lunpia. Produk tersebut juga dijual di outlet resmi sebagai pelengkap varian oleh-oleh.

Terbukti di akhir pekan wisatawan luar kota kerap menyempatkan mampir membeli tahu bakso. Tak hanya sekali dua kali pembeli harus menunggu kiriman produk dari pabrik karena stok di toko habis. Bagi yang tidak sabar, mereka meninggalkan toko. Mengatasi hal itu, Ibu Pudji berinisiatif membuka restoran di outlet agar pembeli bisa santai saat menunggu stok tahu bakso dari pabrik produksi. Karena bisnis semakin besar, rombongan study tour dari sekolah, kampus hingga rombongan pengajian mampir memborong oleh-oleh.

Cita rasa Tahu Baxo Ibu Pudji yang khas dan spesial, membuat banyak pembeli yang penasaran bagaimana proses produksinya. Beberapa instansi mengajukan kunjungan untuk menyaksikan produksi. Mulai dari usaha rumahan lalu berevolusi menjadi perusahaan, pihaknya membuka paket kunjungan edukasi.

“Ibu kan mengajarkan mencari berkah dari berdagang. Nah untuk meningkatkan minat usaha kami buka kunjungan ke rumah produksi,” papar Rita.

Liburan sekolah, liburah akhir tahun, dan bulan puasa hingga Hari Raya Idul Fitri menjadi momen teramai pembeli. Daya tarik utama Tahu Baxo Ibu Pudji adalah cita rasa khas dan pelopor pertama tahu bakso di Kabupaten Semarang. “Baru-baru ini kami juga buka di Rest Area Tol Salatiga,” imbuh Rita.

Kelima outlet resmi seragam dengan cat hijau pekat. Berbagai varian jajanan berjajar rapi di rak oleh-oleh. Restoran di ruang sebelah pun tampak tak pernah sepi. Orang-orang bergantian datang dan pergi mecicipi tahu bakso aneka rasa khas Ibu Pudji. Karyawan penjaga kasir juga berpakaian hijau rapi dengan jilbab untuk karyawan perempuan dan peci untuk karyawan laki-laki.

Saat ini, terdapat sekitar 50 toko tahu bakso di Ungaran. Namun Tahu Baxo Ibu Pudji tak pernah merasa tersaingi oleh toko lain. Baginya, semua orang memiliki bagian rezeki masing-masing. Dia justru bangga menjadi pelopor dan inspirator bagi pengusaha lainnya. Produksinya sekitar 10 ribu buah tahu bakso pun jarang tersisa di toko. “Kami tak pernah kepikiran kalau usaha tahu bakso kami bisa menjadi sebesar ini, dan jadi oleh-oleh khas daerah,” katanya. (cr1/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya