30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Durian Kholil, Pohon Indukannya Berusia Ratusan Tahun

Waktunya Berburu Durian Lokal di Jateng (2)

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Durian juara. Demikianlah orang menyebut durian lokal asal Kota Semarang bernama durian Kholil ini. Maklum, durian yang dikembangkan warga Bubakan, Kecamatan Mijen ini telah menyabet juara festival durian hingga tingkat nasional.

Durian Kholil tak hanya juara dalam lomba. Tapi, juga juara dalam rasa. Durian Kholil diklaim mengandung kadar alkohol rendah, sehingga menghasilkan rasa yang lebih manis, tapi ada pahitnya. Tekstur dagingnya lembut, pulen, dan tebal, serta memiliki biji yang kecil. Durian ini memiliki bobot 3 hingga 4,5 kg.

Menurut Muh Kholil, durian yang dikembangkan itu memiliki satu pohon indukan yang usianya mencapai 100 tahun lebih. Sekali panen, satu pohon indukan itu bisa menghasilkan 300 butir.

Saat ini, pelestari buah durian di Bubakan ini memiliki kebun durian di daerah Kampung Kuncen, Bubakan seluas 1,5 hektare. “Pohon indukannya cuma satu, tapi turunannya ada 120 pohon dengan berbagai jenis durian, mulai Musang King Jawa, durian Doyong, durian Brintik, durian Kholil, Duri Hitam, Bawor, Montong, Yu Yem dan lainnya,” jelas Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Makmur Barokah ini kepada RADARSEMARANG.COM.

DURIAN JUARA: Muh Kholil, petani durian di Bubakan, Mijen, Kota Semarang. (kanan) Daging durian Kholil berwarna kuning, rasanya manis dan ada pahitnya. (JOKO SUSANTO/RADARSEMARANG.COM)
Daging durian Kholil berwarna kuning, rasanya manis dan ada pahitnya. (JOKO SUSANTO/RADARSEMARANG.COM)

Dikatakan, setidaknya ada lebih dari 10 jenis durian yang ditanam Kholil. Namun dari puluhan varietas durian itu, durian Kholil yang paling banyak dicari.

“Awalnya saya beri nama durian emas. Itu karena warna dagingnya kuning seperti emas. Baru pada Oktober 2008 ada lomba festival durian tingkat Kota Semarang dan juara. Lalu, tingkat Provinsi Jateng juara lagi. Lama-lama namanya jadi durian Kholil sesuai nama saya,” beber Muh Kholil saat ditemui di rumahnya, Minggu (24/1).

Pada 2011, durian yang dikembangkan itu kembali meraih juara 1 tingkat nasional dalam lomba Sumber Daya Genetik yang digelar Kementerian Pertanian. Selanjutnya, pada 2016, duriannya diikutkan dalam festival durian yang dihelat di TMII Blok M Jakarta, dan Kelapa Gading Square. “Sejak itu, nama durian Kholil semakin dikenal,” katanya.

Harga durian yang paling murah mulai Rp 20 ribu per kg. Yang mahal mencapai Rp 350 ribuan per kg. Dalam seminggu terakhir, Kholil mengaku sudah terjual 200 – 500 butir. “Selain durian Kholil, ada durian Yu Yem yang juga enak. Yu Yem itu nama ibu saya, Sutiyem. Pernah juara di tingkat Kota Semarang juga,” ujarnya.

Pohon induk durian Kholil memiliki tinggi sekitar 30 meter, yang telah dilengkapi penangkal petir. Alat tersebut bantuan dari Pemkot Semarang pada 2013. Untuk masa panen durian miliknya di usia 4-5 tahun. Hal itu jauh lebih cepat jika dibandingkan usia panen durian lokal yang umumnya pada usia 8-10 tahun.

Untuk menjaga kualitas durian miliknya, pria kelahiran 9 September 1966 ini rajin melakukan pemangkasan dahan, serta pemupukan dengan pupuk kandang usai panen. Tujuan pemangkasan untuk merapikan ranting dan menyeimbangkan perkembangan buah durian.

“Kalau pemupukan dilakukan untuk memberantas hama, seperti lalat buah, rayap pohon, dan hewan penggerek batang, atau sejenis hewan yang suka merusak batang dengan membuat lubang di dalamnya,”kata Ketua Asosiasi Tanaman Buah (ATB) Kota Semarang ini.

Kholil juga rutin melakukan penjarangan buah, atau teknik membatasi jumlah buah yang ada di pohon agar kualitas rasanya terjaga. Menurutnya, pohon durian dikenal sebagai pohon yang kemayu atau manja. Karena itu, penyiramannya harus dilakukan dengan hati-hati. “Pohon durian tidak boleh kekurangan atau kelebihan air,” ujarnya.

Dikatakan, biasanya untuk pohon usia 0-1 tahun dibutuhkan air 5-10 liter/2 hari, dan usia 1-4 tahun dibutuhkan air 20 liter/2 hari. Sedangkan pohon yang telah dewasa cukup disiram seminggu sekali. Adapun budidaya durian Kholil biasa dilakukan dengan okulasi atau tempel.

“Dari awal menanam 6 tahun sudah bisa di panen. Kami juga memiliki sentral jambu kristal dalam satu kelompok tani sampai memiliki enam ribu pohon. Karena sinar matahari harus maksimal, jadi ditanam di dekat sawah,”katanya.

Arianto, warga Jatisari, Mijen, mengaku durian Kholil rasanya luar biasa. Ia mengaku termasuk pelanggan durian Kholil. Bahkan dua hari lalu juga baru membeli, Minggu kemarin kembali datang bersama istrinya. “Saya ke sini tidak pernah milih, karena langsung minta dipilihkan Pak Kholil. Kalau katanya enak, langsung saya bawa,”ujarnya.

Pengunjung asal Pekalongan Muhammad Dasuki mengaku, durian Kholil dagingnya tebal, bijinya kecil, banyak isinya, namun rasanya mantap. Ditambah ada rasa manis pahit kesukaannya. Ia mengetahui durian Kholil setelah membaca posting status di media sosial rekannya.

“Harganya cukup terjangkau. Bahkan, kalau rasanya tidak enak, tidak perlu membayar. Saya datang langsung dari Pekalongan. Tadi mencari lewat Google map, yang jelas rasanya recommended, tidak mengecewakan, ditambah penjualnya ramah,”pujinya. (bersambung/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya