25 C
Semarang
Wednesday, 22 October 2025

Modalnya Kreativitas, Hasilnya Jutaan Rupiah

Adilla Trisna Khairunnisa, Bisnis Sayur Online di Tengah Pandemi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM –Pandemi Covid-19 menjadi peluang bagi Adilla Trisna Khairunnisa untuk bernisnis sayur secara online. Apalagi selama pagebluk, warga membatasi keluar rumah, dan memilih belanja aneka kebutuhan lewat online.

TAK terpikir sebelumnya di benak Adilla Trisna Khairunnisa, justru di tengah pandemi Covid-19 muncul peluang bisnis yang menggiurkan. Ia melihat permintaan barang yang dijual secara online mulai meningkat. Selain itu, ada kecenderungan selama Covid-19 merebak, warga enggan belanja keluar rumah, karena khawatir tertular virus mematikan ini. Termasuk saat belanja kebutuhan dapur. Nah, peluang itu dimanfaatkan Adilla dengan membuka layanan belanja sayur secara online.

“Jualan semua pada sepi, Mbak. Jualan baju, sepatu, sepi. Yang nggak akan sepi ya makanan pokok. Sayur, ikan, daging dan lainnya. Akhirnya kepikiran jualan lewat online. Saya bikin akun @belanja.an di Instagram,” jelas Adilla kepada RADARSEMARANG.COM.

Tak hanya menjual sayur biasa, @belanja.an juga menjual bahan masakan setengah jadi dan sudah dipotong-potong. Sehingga memudahkan para ibu rumah tangga yang sedang malas memasak. Juga bagi kaum wanita yang sibuk bekerja, namun ingin merasakan masakan rumahan.

Untuk memesan barang, pembeli hanya tinggal menyebutkan menu yang ingin dimasak. Lalu Adilla akan menyiapkan bahan-bahan masakan yang sudah dipotong-potong dan juga bumbu yang sudah diuleg. Menu yang ada pun bervariatif mengikuti permintaan konsumen. Mulai dari menu sederhana, seperti terong balado, tumis kangkung, dan bayam jagung manis. Hingga menu yang lebih sulit, seperti ayam pejantan bumbu rujak, empal gepuk, dan tongseng ayam. “Banyak request dari pelanggan supaya dilengkapi lagi menu-menunya,” ujar gadis yang tinggal di Tembalang, Semarang ini.

 Adilla Trisna Khairunnisa, Bisnis Sayur Online di Tengah Pandemi

Bisnis Sayur Online di Tengah Pandemi

Dijelaskan, untuk memesannya, konsumen bisa langsung menghubungi nomor WhatsApp yang tertera di akun Instagram @belanja.an, dan akan dikirimkan melalui layanan antar, seperti GoSend, GrabSend, dan Paxel. Untuk daerah sekitar Tembalang, Banyumanik, Tlogosari, dan Gayamsari, akan diantarkan langsung oleh Adilla sampai ke rumah konsumen pada hari yang sama tanpa biaya ongkos kirim. “Sampai saat ini, penjualan dan pengiriman baru di dalam Kota Semarang saja,” katanya.

Alumnus Universitas Diponegoro (Undip) ini mengaku, sejak kuliah hobi memasak dan berbisnis. Ia mulai merintis bisnis saat duduk di bangku kuliah pada 2015. Saat itu, hingga sebelum pandemi, jika ingin mengadakan event, maka mahasiswa harus mencari dana untuk event tersebut. Dana itu tak hanya berasal dari sponsor, namun juga dari hasil menjual kembali camilan yang dibuat oleh orang lain atau yang biasa disebut danus.

Dari situ, Adilla melihat peluang untuk menjadi salah satu supplier danus. Awalnya, ia hanya menjadi supplier di fakultasnya, yakni Fakultas Peternakan dan Pertanian, lalu menyebar hingga ke seluruh fakultas di Undip.

Adilla bercerita, pada awal memulai usaha, ia tidak mengeluarkan modal. Karena dulu sistemnya berupa pesanan. Dari situ, ia memutar uangnya hingga mendapat banyak keuntungan saat berjualan danus. Bahkan, omzetnya sampai puluhan juta. Tak berhenti pada usaha supplier danus, ia juga sempat mencoba beragam usaha yang menyesuaikan kondisi. Seperti usaha katering menu sahur dan buka puasa saat Ramadan, dan usaha nasi boks saat ada acara kampus.

“Saya kalau bisnis nggak pernah pakai modal, Mbak. Modal kreativitas aja. Soalnya kan bikin makanan juga semua pesanan. Jadi, uangnya muter terus, Mbak,” tutur putri bungsu pasangan Soeharijanto dan Sri Sapto Hidayati ini.

Berkat kelihaiannya dalam melihat peluang yang ada. Termasuk saat pandemi ini. Saat bisnisnya sebagai supplier danus meredup, ia menemukan peluang bisnis lain. Yakni, penjualan sayur secara online. Alhasil, kini Adilla bisa kembali meraup pundi-pundi rupiah meski yang diperoleh tidak sebesar saat di masa normal. Namun hasilnya masih setara gaji di perusahaan ternama. “Alhamdulillah, saya bisa menabung lagi,” ucapnya penuh syukur.

Hasil ini didapat dari perjuangannya yang merelakan jam tidurnya dan mengurangi waktu main bersama teman-temannya. Ia terbiasa tidur hanya sekitar tiga sampai empat jam sehari. “Pandemi Covid-19 itu zona nggak nyaman bagi saya. Mungkin untuk pebisnis yang lain juga, ya, tetapi kalau saya orangnya emang nggak gampang nyerah. Harus tetap cari peluang, mau apapun kondisinya,” ujar Adilla. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya